Nusantaratv.com - Hartono (41), yang biasa disapa Kelep, mengaku menyesal usai membunuh macan tutul jawa (Panther pardus melas) yang ia temui ketika mencari madu di kawasan hutan Legok Paku, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi pada Rabu (6/9/2023) pagi.
Dia berangkat bersama sejumlah temannya yang juga pencari madu, diantaranya Ismail (25) dan Asep (27). Kawasan hutan Legok Paku merupakan area hutan adat yang memang kaya akan habitat lebah madu. Tidak hanya warga setempat, banyak warga dari daerah lain yang juga kerap mendatangi kawasan itu.
"Memang niatnya mau ke hutan mencari lebah madu, saya kebetulan pas menelusuri hutan ini kan, pas area persawahan perbatasan antara hutan dan sawah di situ saya melihat macan itu, meloncat" ujar Kelep di kediamannya, Kampung Cigadog, Desa Pasir Baru, Senin (11/9/2023).
Saat itu, teman-temannya berpencar Kalep khawatir macan itu melompat dan lari ke arah perkampungan. Ia bergegas memeriksa, sampai akhirnya ia saling bertatapan dengan macan tutul jawa itu. Spontan Kelep berteriak kepada temannya. Kondisi macan saat itu mengeluarkan geraman.
Ia mengaku terpaku saat itu, namun ia berusaha tetap tenang. Macan yang ia temui terlihat menyeringai memperlihatkan taringnya. Kelep mengklarifikasi keterangan sebelumnya bahwa ia yang melempar batu, ternyata temannya yang bernama Ismail yang melempar.
"Posisinya sejauh kurang lebih 3 sampai 4 meter, saat itu teman saya mengambil batu ukuran dua kali bola kasti. Langsung dilempar ke arah kepala kena careham (geraham). Posisi benar-benar saat itu macan ini mau menyerang kami dan bahkan bersiap lari ke arah perkampungan," kata Kelep.
Jarak hutan dengan perkampungan memang tidak terlalu jauh, hal itulah yang kemudian membuat ia dan teman-temannya mengambil keputusan cepat.
"Setelah dilempar, macan itu bangkit lagi mau lari ke arah perkampungan. Akhirnya saya mendekat dan sabetkan golok ke arah macan dua kali," tuturnya.
"Saya dari awal juga sudah tahu bahwa hewan ini dilindungi, cuma saya merasa terpaksa. Namun semua yang ada di sini mau saya serahkan ke pihak berwajib," lirihnya.
Kelep kembali menegaskan dirinya menyesal, namun tak ada pilihan lain karena posisi hewan itu lari ke arah bawah dan bukan ke atas ke dalam hutan.
"Memang si hewan itu mau lari ke permukiman, makanya saat itu lari ke bawah karena si macan mau ke permukiman, kalau ke atas enggak akan saya kejar. Namanya dalam hutan situasinya lain, pas mau ke permukiman mau ke persawahan mau ke permukiman, jaraknya kurang dari satu kilometer," jelas dia.
Sementara, Asep, teman Kelep mengaku mendengar teriakan rekannya itu. Posisinya ketika itu memang sudah jauh hingga saat ke lokasi ia hanya melihat macan itu sudah dalam keadaan mati.
"Ia dengar teriakan Kang Kelep, saya bergegas mendekati dan ternyata memang ada (macan) tapi posisinya sudah mati," kata dia.
Kala itu, macan tutul jawa itu langsung dikuliti warga dan dibawa ke perkampungan. Kulit macan itu nampak di jemur di halaman rumah Kelep, kondisinya masih lengkap dengan kuku-kukunya.