Nusantaratv.com - Sebuah masjid diserang oleh terduga kelompok bersenjata di wilayah Tillaberi, Niger barat. Insiden mengerikan itu dilaporkan menewaskan 10 jamaah yang merupakan penduduk desa setempat.
Dikutip dari News 24, Kamis (14/10/2021), serangan pada Senin (11/10/2021) terjadi di Desa Abankor, di wilayah 'Tri-Perbatasan' di mana Niger, Mali dan Burkina Faso bertemu.
"Para penyerang tiba dengan sepeda motor saat salat dan para korban berada di masjid ketika mereka dibunuh," kata seorang pejabat di kota Banibangou kepada AFP.
Seorang penduduk kota tetangga Tondiwindi membenarkan serangan itu, termasuk jumlah korban tewas. Di radio lokal Studio Kalangou, seorang warga Abankor mengatakan satu orang terluka selain 10 orang tewas. Dia juga menambahkan serangan itu terjadi pada sore hari waktu setempat.
Sejak awal 2021, serangan oleh kelompok bersenjata kerap terjadi di daerah sekitar Banibangou dan kota-kota terdekat di wilayah Tillaberi. Area yang mencakup 100.000 kilometer persegi itu merupakan rumah bagi kelompok etnis, seperti Djerma, Fulani, Tuareg dan Hausa.
Daerah titik panas ini kerap menjadi sasaran ISIS di Sahara Besar, ataupun kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda untuk Dukungan Islam dan Muslim, dengan serangan mematikan terhadap warga sipil dan tentara.
Pihak berwenang pada Rabu (13/10/2021) memberlakukan kembali larangan sepeda motor di beberapa bagian wilayah Tillaberi. Larangan itu, pertama kali ditetapkan tahun lalu untuk memerangi serangan jihadis yang dilakukan oleh kelompok bersenjata dengan sepeda motor, yang telah dicabut pada 1 September lalu.
Keputusan awal pihak keamanan juga mengatur penjualan bahan bakar, dan menutup pasar yang dicurigai memberi makan kelompok bersenjata dan menyembunyikan informan mereka.
"Langkah-langkah keamanan yang lebih ketat, yang terkadang memicu protes kekerasan, memiliki dampak ekonomi pada masyarakat setempat," kata salah satu anggota parlemen Tillaberi pada Agustus.
Alih-alih sepeda motor, mereka menyebut penyerang menggunakan sepeda dorong dan unta. Sedangkan sepeda motor adalah alat transportasi utama bagi masyarakat di wilayah Tillaberi.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan wilayah Tillaberi sedang menghadapi krisis pangan besar, dengan hampir 600.000 orang terdampak kerawanan pangan.
"Ketidakamanan dan serangan berulang yang diduga kelompok bersenjata non-negara yang menargetkan petani dan warga sipil, akan berdampak serius tahun ini pada situasi pangan yang sudah genting," demikian kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB dalam laporannya yang dikirim ke AFP pada awal bulan ini.