Mantan Presiden Rusia Ungkap Cara Konflik Ukraina Berakhir dalam Hitungan Hari

Nusantaratv.com - 06 Juli 2023

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. (Reuters)
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. (Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev telah berlarut-larut hingga waktu yang lama.

Hal ini, kata dia, karena adanya pengiriman senjata Barat yang terus berlanjut ke Ukraina. "Jika NATO, terutama AS dan pengikutnya, berhenti memasok senjata dan amunisi ke Ukraina, operasi militer khusus (Rusia) akan berakhir hanya dalam beberapa bulan," kata Medvedev kepada kantor berita negara, TASS, pada Rabu (5/7/2023), seperti dilansir RT

"Tapi itu masih bisa berakhir dalam beberapa hari, jika Washington dan sekutunya menghentikan pengiriman," lanjutnya.

Perang apa pun, terlepas dari skalanya, jelas Medvedev, dapat berakhir dengan sangat cepat, jika perjanjian damai ditandatangani atau jika seseorang melakukan apa yang dilakukan Amerika Serikat (AS) pada tahun 1945, dengan menggunakan senjata nuklir mereka dan membom kota-kota Jepang. 

Serangan AS menghentikan permusuhan pada saat itu, meskipun dia mencatat ada harga yang harus dibayar yakni 300.000 nyawa sipil. Pemboman nuklir AS di Hiroshima dan Nagasaki masing-masing merenggut hingga 80.000 nyawa.

Konsekuensi jangka panjang dari serangan tersebut, termasuk kontaminasi radioaktif, mungkin telah membawa perkiraan jumlah korban hingga 166.000 di Hiroshima dan 140.000 di Nagasaki.

Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia, memperingatkan Rusia akan mencegah Ukraina bergabung dengan NATO, bahkan jika itu berarti terlibat dalam konflik 'permanen'. 

Dia menyebut Moskow telah menuntut agar masalah keamanannya dihormati ketika menyangkut perluasan NATO. "Keberadaan Rusia sedang dipertaruhkan dan tidak akan ragu untuk menghentikan ancaman ini dengan satu atau lain cara," imbuhnya.

Mantan Presiden Rusia itu juga berbicara menentang pengerahan senjata nuklir AS ke Polandia, memperingatkan jika hal itu dapat memicu konflik nuklir. Sebelumnya, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki meminta NATO memasukkan Warsawa ke dalam Program Berbagi Nuklir blok tersebut.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close