Mantan PM Israel: Putin Janji Tak Akan Bunuh Zelenskyy

Nusantaratv.com - 06 Februari 2023

Presiden Rusia Vladimir Putin. (Reuters)
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Mantan Perdana Menteri (PM) Israel, Naftali Bennett, sempat menjadi mediator pada awal mulai invasi Rusia ke Ukraina.

Bennett mengaku mendapat janji dari Presiden Rusia Vladimir Putin jika dia tidak akan membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Dikutip dari The Associated Press (AP), Senin (6/2/2023), Bennett sempat menjadi mediator pada awal invasi terjadi. Dia merupakan salah satu dari sedikit pemimpin Barat yang bertemu dengan Putin selama perang berlangsung.

Bennett bertemu Putin pada Maret tahun lalu. Kendati menjadi mediator, tetapi sepertinya Bennett tak banyak membantu untuk mengakhiri invasi Rusia tersebut. Sebab, serangan Negara Beruang Merah ke Ukraina masih berlangsung hingga kini.

Dalam sebuah wawancara yang diunggah secara online pada Sabtu (4/2/2023) malam waktu setempat, dia menjelaskan diplomasi ruang belakang dan upaya mendesak yang sedang dilakukan untuk berupaya membawa konflik ke penyelesaian yang cepat. 

Dalam wawancara lima jam, yang menyentuh banyak topik lain, Bennett mengaku sempat bertanya kepada Putin tentang apakah dia bermaksud membunuh Zelenskyy.

"Saya bertanya 'ada apa dengan ini? Apakah Anda berencana untuk membunuh Zelenskyy?' Dia (Putin) berkata 'Saya tidak akan membunuh Zelenskyy," ujar Bennett dalam wawancara itu.

"Saya kemudian berkata kepadanya, 'Saya harus paham bahwa Anda berjanji Anda tidak akan membunuh Zelenskyy.' Dia berkata 'Saya tidak akan membunuh Zelenskyy," tambah Bennett.

Bennett mengatakan dia kemudian menelepon Zelensky untuk memberi tahu mengenai janji Putin. "'Dengar, saya keluar dari rapat, dia tidak akan membunuhmu.' Dia bertanya, 'apakah kamu yakin?' Saya berkata '100 persen dia tidak akan membunuhmu', cetus Bennett.

Bennett mengatakan bahwa selama mediasinya, Putin membatalkan sumpahnya untuk mengupayakan pelucutan senjata Ukraina dan Zelenskyy berjanji untuk tidak bergabung dengan NATO. Namun, belum ada tanggapan soal itu.

Di sisi lain, belum ada tanggapan langsung dari Kremlin, yang sebelumnya membantah klaim Ukraina jika Rusia berniat membunuh Zelenskyy.

Menanggapi komentar Bennett dalam wawancaranya yang dilaporkan secara luas, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menulis pada Minggu (5/2/2023) di Twitter jika Putin tidak dapat dipercaya. 

"Jangan tertipu: Dia ahli pembohong. Setiap kali dia berjanji untuk tidak melakukan sesuatu, itu sudah menjadi bagian dari rencananya," tulis Kuleba.

Bennett yang dinilai sebagai pemimpin yang belum teruji menjabat sebagai Perdana Menteri selama lebih dari enam bulan ketika perang berkobar, secara tak terduga mendorong dirinya ke dalam diplomasi internasional setelah dia menempatkan Israel di jalan tengah antara Rusia dan Ukraina. 

Israel memandang hubungan baiknya dengan Kremlin sebagai hal yang strategis dalam menghadapi ancaman dari Iran, tetapi Israel bersekutu dengan negara-negara Barat dan juga berusaha menunjukkan dukungan untuk Ukraina.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close