Live Breaking News: Saka Tatal Akui Disiksa, Disetrum hingga Oleskan Balsem pada Alat Vital

Nusantaratv.com - 12 September 2024

Saka Tatal dihadirkan tim kuasa hukum enam terpidana kasus Vina dan Muhammad Rizky (Eky) dalam lanjutan sidang PK di Pengadilan Negeri (PN) Cirebon, Jawa Barat, pada Kamis (12/9/2024).
Saka Tatal dihadirkan tim kuasa hukum enam terpidana kasus Vina dan Muhammad Rizky (Eky) dalam lanjutan sidang PK di Pengadilan Negeri (PN) Cirebon, Jawa Barat, pada Kamis (12/9/2024).

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Saka Tatal mengaku sempat mengalami penganiayaan hebat setelah ditangkap polisi pada 2016.

Dia dihadirkan tim kuasa hukum enam terpidana kasus Vina dan Muhammad Rizky (Eky) dalam lanjutan sidang Peninjauan Kembali (PK) di Pengadilan Negeri (PN) Cirebon, Jawa Barat, pada Kamis (12/9/2024). 

"Saya dihukum, tapi saya tidak pernah melakukan apa yang dituduhkan. Saya dituduh melakukan pembunuhan berencana," ujar Saka Tatal menjawab pertanyaan Ketua Tim Kuasa Hukum Terpidana kasus Vina, Otto Hasibuan dalam sidang PK di PN Cirebon yang disiarkan Nusantara TV, Kamis (12/9/2024). 

Saka Tatal yang saat itu masih berusia 15 tahun kerap dianiaya polisi agar mengaku terlibat dalam pembunuhan Vina dan Eky. Tak hanya dipukul, dia bahkan disetrum saat awal pemeriksaaan terhadap dirinya bersama para terpidana lainnya di Cirebon.

Saka Tatal juga memperlihatkan bekas luka cacat tangan ke hakim. Dia mengatakan tanganya cacat akibat disiksa oleh oknum polisi.

Saka Tatal memperlihatkan bekas luka cacat tangan ke hakim.

"Saka benar-bener nggak kuat, sampai tangan dijepit sampai ini juga tangan masih cacat, bengkok, ini pakai kursi," jelas Saka Tatal.  

Saka Tatal ditangkap pada 31 Agustus 2016 atau empat hari setelah kematian Vina dan Eky di Flyover Talun pada 27 Agustus 2016. 

Penderitaan Saka Tatal belum berakhir. Saat berada di dalam penjara, dia diberikan balsam oleh oknum polisi. Saka Tatal diminta mengoleskan balsam di mata dan alat vitalnya.

"Dari mata sampai alat kelamin, yang lain (terpidana) juga sama. Itu posisi waktu di dalam sel. Disuruh polisi masukin pakai tangan masing-masing. Kalau nggak mau disiksa lagi, sampai kering ke alat kelamin," urainya.

Saka Tatal menyebut penyiksaan yang dialaminya berlangsung setiap hari. Lebih parah lagi, dia bahkan dipaksa meminum air kencing.

"Di kasih satu botol gede isinya air kencing. Satu botol gede diputerin kesemuanya. Kalau nggak mau (minum) disiksa lagi. Sebelum minum air kencing juga disiksa dulu," cetusnya.

Saat ditanyakan minum air kencing siapa? Saka Tatal mengaku tidak mengetahuinya. "Dikasih minum juga air kencing," tukas Saka Tatal.
 

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close