Nusantaratv.com - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyerukan negaranya untuk bersiap melakukan serangan nuklir kapan saja guna mencegah perang.
Media milik pemerintah Korut, KCNA melaporkan, Kim menyatakan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) memperluas latihan militer bersama yang melibatkan aset nuklir AS.
Pernyataan Kim disampaikan ketika negara yang terisolasi itu melakukan latihan yang bertujuan meningkatkan kemampuan serangan nuklir taktis. Upaya ini dilakukan dalam melakukan pencegahan perang guna mengirim peringatan keras terhadap kedua negara bersekutu tersebut.
Dalam latihan tersebut, dikerahkan sebuah rudal balistik yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir tiruan. Benda itu terbang sejauh 800 km sebelum mencapai target di ketinggian 800 meter di bawah skenario serangan nuklir taktis.
Kim, yang mengawasi uji coba tersebut, mengatakan latihan tersebut meningkatkan kemampuan perang militer yang sebenarnya dan menyoroti kebutuhan untuk memastikan postur kesiapannya untuk setiap serangan nuklir taktis.
"Situasi saat ini, di mana musuh semakin nyata dalam gerakan mereka untuk melakukan agresi terhadap DPRK, mendesak DPRK untuk meningkatkan pencegahan perang nuklirnya secara eksponensial," kata Kim, seperti dikutip Reuters dari KCNA, Senin (20/3/2023).
"Pasukan nuklir DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea) akan dengan kuat menghalangi, mengendalikan, dan mengelola gerakan dan provokasi sembrono musuh dengan kesiapan perangnya yang tinggi, dan menjalankan misi pentingnya tanpa ragu-ragu jika terjadi situasi yang tidak diinginkan," tambahnya.
Di sisi lain, Kosel dan Jepang melaporkan peluncuran rudal balistik jarak pendek Korut di lepas pantai timur pada Minggu (19/3/2023). Uji coba ini yang terbaru dari serangkaian uji coba rudal dalam beberapa pekan belakangan ini.
Korut bereaksi keras terhadap latihan militer gabungan antara Seoul dan Washington. Pyongyang menyebutnya sebagai latihan untuk invasi terhadapnya. Sekutu telah melakukan latihan tahunan mereka sejak awal bulan ini.
Selain melakukan latihan uji coba rudal, laporan KCNA mengungkapkan, lebih dari 1,4 juta warga Korut telah secara sukarela bergabung atau mendaftar kembali di militer untuk berperang melawan Seoul dan Washington. Angka ini naik dari sekitar 800 ribu orang yang dua hari sebelumnya dilaporkan oleh surat kabar milik negara tersebut.