Lahirkan Generasi Sehat dan Sejahtera, Komisi PRK MUI Gelar Workshop Cegah Stunting

Nusantaratv.com - 26 November 2022

Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (KPRK-MUI) menyelenggarakan workshop stunting dengan tema 'Keluarga Sehat Islami Dalam Membentuk Generasi Kuat Sejahtera', di IPB Convention Center, Bogor, Jawa Barat (Jabar), pada Sabtu, (26/11/2022). (Adiantoro/NTV)
Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (KPRK-MUI) menyelenggarakan workshop stunting dengan tema 'Keluarga Sehat Islami Dalam Membentuk Generasi Kuat Sejahtera', di IPB Convention Center, Bogor, Jawa Barat (Jabar), pada Sabtu, (26/11/2022). (Adiantoro/NTV)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (KPRK-MUI) menyelenggarakan workshop stunting dengan tema 'Keluarga Sehat Islami Dalam Membentuk Generasi Kuat Sejahtera', di IPB Convention Center, Bogor, Jawa Barat (Jabar), pada Sabtu, 26 November 2022.

Kegiatan ini dilaksanakan demi meningkatkan pengetahuan gizi seimbang bagi masyarakat guna mencegah stunting. Hal ini menjadi kunci dalam melahirkan generasi kuat, sehat dan sejahtera di masa depan.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Perempuan, Remaja dan Keluarga (PRK), Prof. Dr. Amany Lubis menegaskan, workshop ini sangat penting yang bertujuan menciptakan keluarga sehat dan sejahtera berdasarkan ajaran agama Islam. 

"Paling penting adalah bagaimana kita bisa menangani stunting, tapi sebenarnya kita semua ingin menghilangkan stunting dari Bumi Nusantara. Dan, pastinya MUI ingin menyumbangkan semangat serta pikiran mengenai masalah stunting kepada masyarakat," ujar Amany Lubis. 

Menurutnya, membina keluarga yang sehat tidak mudah, karena harus memiliki wawasan serta pengetahuan dalam menghadapi tantangan masa kini. Amany Lubis mengungkapkan, tingkat stunting di Indonesia masih sangat tinggi. Oleh karena itu, kata dia, semua pihak harus peduli untuk bisa menanganinya. 

Stunting, jelas Amany Lubis, merupakan kondisi dari anak-anak yang tidak normal, baik itu secara fisik maupun mental. Hal ini disebabkan banyak hal, terutama kurang gizi serta berbagai penyakit biologis lainnya.

"Kita semua harus tahu ini, dan mari kita perangi bersama, yakni dengan cara meningkatkan perhatian kepada ibu-ibu hamil, mengurangi angka kematian ibu melahirkan, dan menjaga bayi agar selalu sehat. Jangan sampai menumbuhkan anak-anak yang kurang gizi, apalagi anemia dan lainnya," cetus perempuan yang juga Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Sementara itu, Ketua Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (KPRK-MUI), Dr. Hj. Siti Ma'rifah, M.M. M.H., mengatakan kegiatan ini merupakan program yang berkesinambungan. Dia menjelaskan, pihaknya juga telah melaksanakan seminar stunting dengan beberapa kementerian.

"Kami ada MoU (Memorandum of Understanding) berkaitan dengan pendewasaan usia anak dengan tujuh kementerian dan juga dari Setwapres. Karena pengarah dari program ini terkait penurunan angka stunting ini dari kantor Wakil Presiden dimana leading sector-nya adalah BKKBN," kata Siti Ma'rifah.

Karena itu, lanjut dia, pada saat ini pihaknya menindaklanjuti program workshop stunting yang bekerja sama dengan IPB (Institut Pertanian Bogor), Rumah Zakat dan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional).

"Diharapkan nanti keterlibatan Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga MUI ini langsung implementatif di lapangan dengan melakukan pendampingan, literasi, edukasi, baik mulai masa pra nikah, kemudian penyiapan ketahanan pangan maupun juga bimbingan terkait dengan pendewasaan usia pernikahan," tambahnya.

"Ini merupakan satu kesatuan dan kita harapkan program pemerintah untuk menurunkan angka stunting ini juga dapat terwujud lebih cepat, karena memang ini menjadi salah satu kunci bagaimana melahirkan generasi yang kuat, sehat dan sejahtera. Tentu ini dimulai dengan penyiapan generasi yang akan lahir. Selain itu, peran ibu maupun keluarga sangat penting dalam membangun generasi kuat di masa depan," jelasnya.

Dia menegaskan, dalam menurunkan angka stunting tidak bisa dilaksanakan hanya oleh satu pihak, tetapi juga harus menjalin kolaborasi, dan program-program ini harus terintegrasi.

Siti Ma'rifah menyebutkan prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen, sedangkan di tahun 2021 sebesar 24,4 persen, maka untuk mencapai target tersebut di perlukan penurunan 2,7 persen setiap tahun. Dan, langkah intervensi holistik yakni intervensi spesifik dan intervensi sensitif harus dilakukan.

"Kami juga akan melanjutkan dengan MoU untuk seluruh stakeholder dalam membantu pemerintah menurunkan angka stunting di Indonesia," cetus Siti Ma'rifah.

Sedangkan Chief Executive Officer (CEO) PT Bogor Life Science and Technology (BLST), Dr. Ir. Naufal Mahfudz, M.M., mengatakan PT BLST sebagai holding company IPB, memproduksi pangan berupa functional food, dan functional beverage yang membantu menjaga ketahanan pangan maupun pangan bergizi.

"Misalkan, dari ikan lele, kami membuat ekstrak ikan lele, terus kemudian juga diversifikasi jagung menjadi seperti nasi, dan juga banyak lagi yang kita produksi. Acara workshop ini menjadi bagian dari IPB dalam menjaga ketahanan pangan guna pencegahan stunting," terang Naufal Mahfudz.

Dia menambahkan progres program pencegahan stunting sudah sangat baik saat ini. Namun, menurutnya, kolaborasi menjadi hal yang sangat penting, baik dengan akademisi, praktisi, maupun dengan kementerian-kementerian terkait lainnya. 

"Apalagi ini tingkatnya di Wakil Presiden, saya sangat optimis target 14 persen angka stunting di 2024 itu Insha Allah bisa tercapai. Asalkan kita semua mau berkolaborasi," ucapnya.

Hal senada juga diungkapkan CEO Rumah Zakat, Nur Efendi. Menurutnya, semua pihak harus berkolaborasi dalam menurunkan angka stunting di Tanah Air. "Kegiatan ini sangat baik untuk merumuskan program-program dalam upaya penurunan stunting di Indonesia. Semua pihak harus berkolaborasi, baik stakeholder, bisnis, masyarakat, termasuk Rumah Zakat yang merupakan bagian dari civil society, termasuk media dan akademisi," ungkap Nur Efendi.

"Kalau kita bisa mengelaborasi ini semua, maka saya punya keyakinan angka stunting di Indonesia bisa kita turunkan bersama," tukasnya.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close