Nusantaratv.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan anak-anak muda yang tergabung dalam Youth 20 (Y20), harus berani meneriakkan perdamaian dan keadilan di negara masing-masing. Setelah itu, ungkap Ganjar, baru berbicara bagaimana memperbaiki ekonomi global.
"Yang diperlukan dari anak muda adalah meneriakkan keadilan. Teriakkan perdamaian. Hentikan perang, baru kita bicara ekonomi," kata Ganjar saat menjadi pembicara dalam acara talkshow Diseminasi Nasional Solo: Gaung Muda Indonesia Pasca-KTT Y20 Presidensi G20 Indonesia, di Pura Mangkunagaran, Surakarta, Jawa Tengah, dikutip Sabtu (29/10/2022).
Pesan itu sebelumnya juga pernah disampaikan Ganjar, saat menerima kunjungan dari perwakilan anak-anak muda yang tergabung dalam forum internasional beberapa waktu lalu. Saat itu Ganjar menyampaikan kepada para perwakilan anak muda dari berbagai negara, untuk menggaungkan perdamaian, dimulai dari negara masing-masing.
"Beberapa kawan muda internasional datang ke saya. Dalam konteks hari ini saya minta agar mereka bicara kepada masing-masing pemimpin agar tidak perang," imbuhnya, dalam acara yang juga menghadirkan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai narasumber.
Dijelaskan Ganjar, keadilan menjadi titik balik untuk memperbaiki kondisi global yang terus berubah secara turbulens. Ketika negara-negara besar yang tergabung dalam G20 menuntut untuk memperbaiki lingkungan dan mengatasi krisis global, Ganjar justru menyinggung bagaimana keadilan yang sudah dilakukan oleh para negara, yang lebih dulu mengekploitasi sumberdaya alam.
"Pertanyaannya sekarang, sudahkah kita adil? Ketika kamu sudah melakukan tindakan lebih dulu dan mau mem-balance maka harus membayar dulu," ungkapnya.
Ganjar kemudian mengajak anak-anak muda dalam Y20 untuk menjaga konsensus yang sudah disepakati oleh para pendiri bangsa. Selanjutnya, tentu menjawab tantangan masa depan di yang berubah sangat cepat dan tidak menentu.
"Anak sekarang punya kesempatan terbuka. Makin hari sejarah berulang, kepemimpinan makin muda lagi. Dengan kondisi eksternal dan tantangan global yang ada tinggal kita pilih yang mana. Menjadi spesialis akan dibutuhkan banyak orang, untuk menyelesaikan hal itu," pesannya.
Ganjar menegaskan anak-anak muda harus diberikan ruang dan peran. Kreativitas dan inovasi dari anak muda harus difasilitasi. Begitu juga saat dunia dihadapkan dengan ancaman resesi.
Menurut Ganjar, mulai sekarang negara harus bergerak cepat dengan melibatkan anak-anak muda untuk mencari titik terang masa depan. "Energi, kita butuh gerakan cepat untuk menyelesaikan. Pangan, sekarang kita dorong petani milenial dan anak-anak muda. Digitalisasi harus mulai digalakkan," jelas Ganjar.
Senada dengan Ganjar, Ridwan Kamil juga mengatakan, anak muda harus berani mengambil kesempatan itu. Pertama, terkait teriakan perdamaian. Kedua, bagaimana menjadi manusia bermanfaat dan menyalurkan ide gagasan liar untuk kemajuan bangsa.
"Top of mind pemuda dulu tantangannya adalah kebebasan. Hari ini adalah kesempatan. Kalau kesempatan sudah adil dan merata, maka pada tahun 2045 top of mind-nya adalah kejayaan dan menjadi negara adidaya," terang Kang Emil, sapaan akrabnya.
Sementara itu, Gibran Rakabuming Raka lebih blak-blakan dengan mengatakan, anak muda selalu memiliki ide yang liar, sehingga seringkali anak muda diremehkan. Untuk itu, anak muda harus mengambil kesempatan untuk membuktikan diri.
"Ide liar anak muda itu harus ada yang menampung. Para pemimpin yang ada saat inilah yang bisa memberikan ruang, agar ide liar itu dapat dibuktikan," tukas Gibran.