Nusantaratv.com - Warga Tunisia yang berharap membeli domba untuk disembelih saat perayaan Idul Adha 1444 H pada pekan depan, dihadapkan dengan harga yang jauh lebih tinggi karena bencana kekeringan yang melanda negara itu.
Selain itu, warga juga semakin cemas pada krisis ekonomi yang tampaknya makin memburuk. Demikian dilansir dari Reuters, Kamis (22/6/2023).
Kawanan kecil domba merupakan pemandangan umum di kota-kota Tunisia menjelang Idul Adha. Domba-domba ini biasanya makan di pinggir jalan raya dan di tanah lapang saat para penggembala membawa hewan mereka dari pedesaan untuk dijual.
Tetapi suara domba yang bergema di lingkungan kota saat keluarga menggemukkan hewan di atap rumah atau di taman mungkin lebih jarang terdengar tahun ini karena harga telah naik sekitar seperempat pada saat banyak orang Tunisia sedang berjuang dalam kondisi krisis.
"Kondisi ekonomi sangat buruk. Harga semuanya naik dua kali lipat dan gaji saya tidak bisa bertahan sebulan," ujar Ridha Bouzid, yang membelikan keluarganya seekor domba untuk Idul Adha begitu penting sehingga dia mempertimbangkan untuk mengambil pinjaman untuk membeli hewan kurban tersebut.
Namun, saat dia membandingkan harga seekor domba yakni 900 dinar (US$290) atau setara Rp4,3 juta saat ini, dengan 750 dinar (sekitar Rp3,6 juta) yang dia bayarkan untuk hewan berukuran sama tahun lalu, dia khawatir berdampak terhadap kondisi keuangannya.
"Gaji saya hanya 950 dinar (sekitar Rp4,6 juta) sebulan. Apa yang tersisa darinya?" cetus Bouzid.
Di dekatnya di pasar Borj El Amri, Khaled Frekhi sedang melihat domba dengan putrinya yang masih kecil diangkat di bahunya dan telah memutuskan untuk melupakan biaya tahun ini.
"Kami tidak mampu membayar harga ini," imbuhnya.
Diketahui, perekonomian Tunisia berada dalam kondisi buruk bahkan sebelum pandemi Covid-19, menyebabkan krisis lebih lanjut pada 2020. Ditambah dengan keuangan negara yang berada di ambang kehancuran, pemerintah tidak dapat membantu melawan inflasi global.
Bagi petani, gagal panen karena gagal hujan membuat masalah ekonomi semakin parah. Tidak dapat mengatasi biaya yang lebih tinggi, banyak peternak sapi perah menjual sapinya tahun lalu, menyebabkan kekurangan susu selama berbulan-bulan.
Di Borj El Amri, petani Nabil Rhimi (38), mengatakan kekeringan telah sepenuhnya menghancurkan tanaman gandum dan stok gandumnya. Kondisi ini membuatnya perlu membeli pakan ternak untuk dombanya, tetapi hampir tidak mampu membayar kenaikan harga pakan ternak.
Dia memutuskan menjual 200 ekor dari 350 dombanya karena dia tidak mampu memberi makan hewan tersebut. "Kalau situasinya makin parah saya jual semuanya," ucapnya.
Rhimi tidak sendirian. Pejabat Serikat Petani Khaled Ayari mengatakan Tunisia telah menghasilkan 1,2 juta domba untuk Idul Adha 2022, namun hanya sekitar 850.000 ekor pada tahun ini. "Serikat petani telah menolak impor domba untuk melindungi petani," ungkapnya.
Haithem Jouini, petani muda yang mewarisi ternaknya ketika ayahnya meninggal, mengatakan dia selalu berpikir untuk bermigrasi. "Saya tidak bisa hidup seperti ini, hati saya hancur. Mengapa pemerintah tidak bisa membantu kami? Orang-orang menderita," tukas Jouini.