Nusantaratv.com - Rusia menyambut baik saran Amerika Serikat (AS) untuk melakukan pembicaraan tentang senjata nuklir, tetapi menginginkan proposal konkret dari Washington, kata Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov, Senin (5/6/2023).
Berbicara kepada wartawan, seperti dilansir dai RT, Selasa (6/6/2023), Peskov diminta untuk mengomentari pernyataan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, yang menyatakan pekan lalu bahwa AS "siap untuk terlibat dalam diskusi pengendalian senjata bilateral dengan Rusia dan China, tanpa prasyarat."
Lebih lanjut, Sullivan mengatakan, Washington siap untuk menegakkan batasan inti yang dijabarkan dalam perjanjian START Baru 2010, yang memberlakukan pembatasan penyebaran hulu ledak strategis oleh kedua negara. "Asalkan Rusia membalasnya."
Peskov menggambarkan pernyataan Sullivan sebagai sinyal yang "berarti dan optimistik". Dia menguraikan, "Dengan pasti, kami berkeinginan agar terpenuhi dengan tindakan-tindakan praktis melalui jalur diplomasi."
Mengulangi bila Moskow tetap terbuka untuk negosiasi tentang pengendalian senjata. "Pertama, kita harus memahami bagaimana proposal ini dirumuskan," imbuh Peskov.
Namun, juru bicara tersebut melanjutkan dengan mengatakan, ketika sampai pada topik yang begitu penting, "sangat sulit untuk mengandalkan pernyataan di media, terutama ketika kita sedang mengalami kekurangan rasa saling percaya yang akut dalam hubungan bilateral."
Arsitektur pengawasan persenjataan antara Rusia dan AS telah menghadapi tekanan yang signifikan dalam jangka waktu beberapa tahun terakhir.
Pada Agustus lalu, Rusia menunda pelaksanaan rezim inspeksi dalam perjanjian START Baru, perjanjian nuklir terakhir yang melibatkan kedua negara, dengan alasan bahwa sanksi yang diberlakukan oleh AS terkait konflik di Ukraina telah menghambat pejabat Rusia untuk menjalankan mekanisme verifikasi yang telah ditetapkan.
Pada Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan penangguhan partisipasi Moskow dalam perjanjian tersebut, mengutip penolakan kekuatan Barat untuk mengizinkan inspeksi fasilitas nuklir mereka.
Namun, dia menegaskan, Moskow akan terus mematuhi batasan perjanjian tentang hulu ledak yang dikerahkan. Dia juga mengatakan, sebelum membahas masa depan perjanjian tersebut, Rusia ingin membahas tidak hanya persenjataan AS, tetapi juga senjata nuklir yang digunakan oleh anggota NATO lainnya, termasuk Inggris dan Prancis.