Nusantaratv.com - Pasien pasca-transplantasi ginjal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) kini sedang berharap-harap cemas.
Sebabnya, sudah beberapa bulan ini terjadi kelangkaan distribusi obat dari pihak rumah sakit kepada pasien yang berdampak pada potensi rusaknya ginjal baru.
Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) Tony Richard Samosir mengecam keras situasi berkelanjutan kelangkaan obat yang terjadi di RSCM yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Menurutnya hal ini dapat menimbulkan ancaman serius terhadap pasien transplantasi dan berpotensi merusak kualitas hidup yang mereka harapkan pasca operasi.
“Untuk itu, kami mendesak Komisi IX DPR RI untuk secara proaktif memanggil Direktur Utama RSCM dan Menteri Kesehatan untuk menanggapi isu kritis obat ini dalam RDPU serta rapat kerja. Kami juga akan melaporkan persoalan ini secara paralel kepada Ombudsman” kata Tony dalam keterangannya, Jumat (26/4/2024).
Tony menyebut, ketiadaan obat imunosupresan bagi pasien transplantasi organ merupakan kondisi kritis yang dapat mengancam jiwa bagi pasien.
"Penundaan dosis obat bisa langsung berujung pada penolakan organ yang fatal. Kami menduga adanya kelalaian berlarut dari RSCM yang mempertaruhkan nyawa pasien tanpa solusi konkret," ungkapnya.
KPCDI telah menghubungi Kementerian Kesehatan, Direktur Utama RSCM dan BPJS Kesehatan melalui pesan singkat untuk mendesak penyelesaian masalah kelangkaan obat ini.
Namun hingga saat ini belum ada kabar baik dari pihak terkait.
Lebih lanjut, tidak adanya obat ini adalah situasi yang tak dapat diterima dan harus segera diatasi untuk melindungi pasien.
Hal ini sejalan dengan UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan di mana mengamanatkan setiap orang berhak atas kesehatan yang setinggi-tingginya, hidup sejahtera, lahir dan batin, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu.
Salah seorang pasien di RSCM, Achwan (50 tahun) mengatakan, kelangkaan obat ini sudah beberapa bulan terjadi di mana pasien yang menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan selalu terlambat mendapatkan obat.
Bukannya membaik, pada April 2024, pasien sama sekali tidak mendapatkan obat.
“Bulan ini saya belum ada kabar sama sekali dari farmasi Kanigara RSCM untuk mengambil obat,” kata Achwan.
Berdasarkan hasil penelusuran KPCDI, obat yang rutin kosong adalah jenis Sandimmun, Certican, dan Myfortic.
Obat tersebut merupakan obat utama bagi pasien transplantasi organ yang jika tidak dikonsumsi maka risiko terbesarnya adalah ginjal donor akan mengalami rijeksi atau penolakan.
Oleh karenanya, untuk mengatasi persoalan tersebut, kini para pasien mencari jalan ke luar masing-masing.