Nusantaratv.com - Kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan pekan ini adalah 'provokasi yang jelas' yang tidak ada hubungannya dengan mendukung demokrasi, Kremlin meyakini hal itu.
Namun terlepas dari meningkatnya ketegangan AS-China yang dipicu kunjungan Pelosi, aksi itu tidak mungkin mengarah pada permusuhan besar, kata Juru Bicara Kantor Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov.
"Saya menyarankan untuk tidak melontarkan kata-kata seserius (seperti perang global)," kata Dmitry Peskov kepada media ketika ditanya tentang kondisi tersebut, seperti dikutip dari RT, Kamis (4/8/2022).
"Meremehkan tingkat ketegangan yang dipicu oleh kunjungan ini juga tidak disarankan," tambahnya.
Pelosi yang mengunjungi Taiwan digambarkankan sebagai isyarat dukungan dari pemerintahannya yang 'demokratis' melawan negara-negara 'otoriter'. Dia tetap melanjutkan kunjungan tersebut meskipun ada keberatan dari Beijing.
China menganggap pulau yang memiliki pemerintahannya sendiri itu merupakan bagian dari wilayahnya, posisi yang diakui AS secara resmi pada 1970-an. Taiwan adalah benteng terakhir pasukan nasionalis China yang dikalahkan oleh komunis selama perang saudara 1940-an.
Meskipun mengakui pemerintah di Beijing sebagai satu-satunya perwakilan rakyat China, Washington telah mempertahankan hubungan informal dengan Taiwan selama beberapa dekade.
Beijing menganggap kunjungan Pelosi, yang pertama bagi Ketua DPR AS dalam 25 tahun terakhir itu, sebagai serangan terhadap kebijakan 'Satu China'. Ini memperingatkan akan ada konsekuensi untuk itu.
Angkatan Bersenjata China mengumumkan latihan militer di sekitar pulau itu setelah kedatangan Pelosi. Beijing juga telah memberlakukan pembatasan perdagangan di Taiwan.