KFC Tutup 108 Gerai di Malaysia, Imbas Aksi Boikot Produk Terafiliasi Israel

Nusantaratv.com - 02 Mei 2024

Ilustrasi gerai KFC/ist
Ilustrasi gerai KFC/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Perusahaan makanan cepat saji raksasa KFC terpaksa menutup sementara sebanyak 108 gerainya di Malaysia. Kebijakan tersebut disinyalir karena terpicu aksi boikot produk terafiliasi Israel yang massif di Negeri Jiran. Boikot dilakukan warga Malaysia sebagai bentuk protes terhadap serangan militer yang dilakukan Israel di Gaza, Palestina. 

Dari 108 gerai KFC di Malaysia yang ditutup sementara, 80% berada di negara bagian Kelantan. 

Kemudian 15 gerai di Johor juga telah ditutup sementara, lalu masing-masing 11 gerai di Selangor dan Kedah, 10 gerai masing-masing di Terengganu dan Pahang, 9 di Perak, 6 di Negeri Sembilan, 5 di Penang, 3 di Kuala Lumpur, masing-masing 2 di Perlis, Malaka dan Sarawak, dan satu di Sabah.

QSR Brands, yang mengelola KFC di Malaysia, Singapura, Brunei, dan Kamboja mengatakan alasan penutupan sementara ratusan gerainya karena kondisi ekonomi yang sulit.

Perusahaan bertujuan untuk mengelola kenaikan biaya bisnis dan berkonsentrasi pada area dengan keterlibatan pelanggan yang lebih tinggi.

Perusahaan juga menawarkan kesempatan kepada karyawan yang terkena dampak untuk berpindah ke gerai yang lebih sibuk sebagai bagian dari strategi pengoptimalan ulang.

"Sebagai perusahaan yang telah melayani masyarakat Malaysia selama lebih dari 50 tahun, fokusnya tetap pada penyediaan produk dan layanan berkualitas kepada pelanggan, sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Malaysia melalui keamanan kerja bagi 18.000 anggota tim di Malaysia, yang sekitar 85%nya adalah Muslim," bunyi pernyataan QSR Brands. 

Merujuk pada data di situs web QSR Brands, total terdapat 600 gerai KFC di Malaysia. Dimulai dengan pembukaan gerai pertama di Kuala Lumpur pada 1973. 

Tak hanya KFC yang terkena imbas aksi boikot produk terafiliasi Israel, beberapa gerai McDonald's dan Starbucks di Negeri Jiran juga terpaksa tutup sementara.

Perusahaan-perusahaan yang berbasis di AS menghadapi kemerosotan bisnis akibat boikot terhadap posisi negara induknya dalam konflik Israel-Hamas.

Berjaya Food, yang mengoperasikan Starbucks, melaporkan penurunan pendapatan hampir 40% lebih rendah sebesar RM182,55 juta (US$ 38,3 juta atau sekitar Rp622 miliar) dari Oktober hingga November 2023, dibandingkan dengan RM 295,32 juta pada periode yang sama tahun 2022.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close