Nusantaratv.com - Presiden Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog di Turki, Rabu (9/3/2022) waktu setempat. Erdogan menilai pertemuan ini bersejarah.
"Saya yakin kunjungan bersejarah ini akan menjadi titik balik baru bagi relasi Turki-Israel. Tujuan bersama kami adalah untuk menghidupkan kembali dialog politik," ujar Erdogan usai bertemu Herzog.
Menyambut pernyataan Erdogan, Herzog menyebut meski Turki dan Israel memiliki sejumlah perbedaan pandangan, tapi mereka seharusnya bisa menjalin hubungan berdasarkan sikap saling menghormati.
"Saya dan Anda, dan rakyat saya dan rakyat Anda, kita semua adalah anak-anak Abraham, bapak para pengikut Tuhan," kata Herzog.
Melalui pertemuan ini, Israel dan Turki berupaya merekatkan kembali hubungan kedua negara yang sempat renggang pada 2018.
Kala itu, Turki mengusir duta besar Israel di negaranya sebagai tanda protes karena pasukan negara Zionis itu menewaskan 60 warga Palestina dalam demonstrasi di Jalur Gaza.
Sejumlah kelompok warga Turki pun turun ke jalan untuk menyuarakan protes mereka ketika Erdogan bertemu dengan Herzog di Ankara.
Walau begitu, Erdogan menganggap pertemuan ini penting untuk memperbaiki hubungan Turki dan Israel. Ia berharap pertemuan ini dapat membuka kembali jalur kerja sama yang sempat tersumbat.
"Saya rasa ini merupakan kesempatan untuk menghidupkan kembali kerja sama dalam ranah energi yang sudah dimulai sebelumnya," ujarnya.
Mengutip Reuters, Erdogan merujuk pada kerja sama sebelumnya yang memungkinkan Turki menjalankan operasi pengeboran dan kapal seismik di Mediterania dan Laut Hitam.
Belakangan, Erdogan turut menyinggung kemungkinan kedua negara bekerja sama untuk mengirimkan gas alam Israel ke Eropa, gagasan yang pertama kali dicetuskan 20 tahun silam.
Penyaluran gas alam dari jalur Mediterania dianggap dapat mengurangi ketergantungan Eropa terhadap komoditas dari Rusia.
Isu tersebut kembali panas dibahas setelah Rusia menginvasi Ukraina sejak 24 Februari lalu. Komunitas internasional tengah mencari cara untuk memukul Rusia.
Herzog jujur mengatakan, Turki dan Israel harus bisa menjalin kembali kerja sama demi kepentingan di masa depan.
"Kita harus menangani perbedaan pandangan kita dengan saling menghormati dan iktikad baik, melalui mekanisme dan institusi yang layak, yang dapat kita kembangkan bersama, dan dengan tatapan menuju masa depan bersama," tandasnya.