Kepala BPOM mempimpin doa bagi pasien meninggal akibat ginjal akut

Nusantaratv.com - 17 November 2022

Kepala BPOM Penny K Lukito (tengah) saat memimpin doa bersama bagi pasien meninggal dan dalam perawatan akibat gangguan ginjal akut. Doa itu diselanggarakan menjelang agenda konferensi pers di Gedung BPOM Jakarta, Kamis (17/11/2022). (FOTO ANTARA/Andi Firdaus).
Kepala BPOM Penny K Lukito (tengah) saat memimpin doa bersama bagi pasien meninggal dan dalam perawatan akibat gangguan ginjal akut. Doa itu diselanggarakan menjelang agenda konferensi pers di Gedung BPOM Jakarta, Kamis (17/11/2022). (FOTO ANTARA/Andi Firdaus).

Penulis: Habieb Febriansyah

Nusantaratv.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Penny K Lukito memimpin doa bersama untuk para pasien gangguan ginjal akut yang meninggal dunia, saat memulai agenda konferensi pers, Kamis siang.

"Sebelum memulai, mari kita berdoa untuk mereka yang meninggal dan yang sakit segera pulih kembali," katanya saat memimpin pelaksanaan doa bersama di Gedung BPOM  Jakarta.

Penny mendoakan agar mereka yang meninggal dunia mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan YME, sementara mereka yang masih menjalani perawatan dapat diberikan kekuatan untuk segera pulih.

Ia mengatakan, timbulnya korban akibat gangguan ginjal akut yang dikaitkan dengan obat sirop beracun di Indonesia perlu diambil pelajaran untuk perbaikan sistem kesehatan di Indonesia.

"Jangan sampai kejadian ini menjadi sia-sia," katanya.

Menurut dia BPOM bersama instansi terkait pemerintah sedang bekerja keras untuk segera memulihkan situasi. "Kematian akibat gagal ginjal anak yang diakibatkan obat sirop tidak akan terjadi lagi," kata Penny K Lukito.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Mohammad Syahril mengatakan bahwa angka kasus gangguan ginjal akut pada anak tidak bertambah dalam dua pekan terakhir.

Menurut data pemerintah pada 15 November 2022, jumlah penderita gangguan ginjal akut seluruhnya 324 orang dengan perincian 111 orang sudah sembuh, 199 orang meninggal, dan 14 orang masih menjalani perawatan intensif.

"Sejak 2 November 2022 sampai sekarang, atau dua pekan terakhir, terjadi penurunan kasus. Artinya, kasus tidak bertambah, sehingga tetap 324 kasus dalam dua pekan terakhir," demikian Mohammad Syahril.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close