Nusantaratv.com - Dalam rangka merealisasikan bentuk syukur, jemaat GKPI Jemaat Khusus Rawamangun menghadirkan konser bertajuk 'Tribute to Gorga' untuk mengenang Bonar Gultom.
Konser yang membawakan lagu-lagu pujian ciptaan Bonar Gultom itu dihelat di Usmar Ismail Hall Jakarta, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan (Jaksel), pada Sabtu, 8 Juli 2023. Kegiatan ini sekaligus ucapan syukur atas 58 tahun pelayanan GKPI Jemaat Khusus Rawamangun, Jakarta.
Ketua Umum Konser 'Tribute to Gorga', Ir. Torang Lumban Tobing (kiri).
Ketua Umum Konser 'Tribute to Gorga', Ir. Torang Lumban Tobing mengatakan, Bonar Gultom atau Gorga merupakan salah seorang yang berkecimpung di Gereja GKPI.
"Gorga ini menciptakan berbagai lagu gerejawi. Inilah yang mendasari kami menggelar konser sekaligus memberikan penghargaan atas semua jasa-jasanya selama ini. Lagu-lagu Gorga ini dinyanyikan di berbagai gereja GKPI maupun di gereja-gereja lainnya," ujar Torang Lumban Tobing, Sabtu (8/7/2023).
Dia berharap muncul Gorga-Gorga baru untuk bisa mengembangkan nyanyian-nyanyian gerejawi di masa depan. "Kami menganggap ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan nyanyian yang ada di gereja-gereja," tambah Torang Lumban Tobing.
Wakil Ketua Umum Konser 'Tribute to Gorga', Penatua (Pnt) Charly Hutagalung.
Wakil Ketua Umum Konser 'Tribute to Gorga', Penatua (Pnt) Charly Hutagalung mengungkapkan, Gorga merupakan sosok yang memiliki talenta komplit.
"Beliau adalah pencipta lagu, seorang ahli bahasa dengan lagu-lagunya, sutradara, penyanyi dan beberapa kali menciptakan opera. Dimana yang terkenal adalah opera Batak 'Arga Do Bona Ni Pinasa'. Jadi talenta Gorga ini sangat komplit," terang Charly Hutagalung.
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Sondang Tampubolon.
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Sondang Tampubolon mengapresiasi acara yang dihelat GKPI Jemaat Khusus Rawamangun yang mengadakan konser 'Tribute to Bonar Gultom'.
"Dimana kita mengapresiasi hasil karya yang diciptakan oleh Amang Gorga dalam hal memuji dan memuliakan nama Tuhan. Puji Tuhan hari ini bisa terlaksana dan saya sangat menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan oleh paduan suara yang dinyanyikan oleh para jemaat GKPI Jemaat Khusus Rawamangun ini," ujar Sondang Tampubolon.
Menurutnya, seluruh lagu yang dinyanyikan pada konser ini bisa memberikan suasana sukacita kepada para pengunjung yang hadir. Di sisi lain, Sondang Tampubolon berharap kaum milenial jangan sampai melupakan akar budaya para pendahulunya.
"Para milenial atau anak-anak muda tentu saja tidak boleh melupakan akar budaya para pendahulunya, baik itu di berbagai bidang maupun berbagai daerah. Salah satunya hari ini adalah karya lagu dari Sumatera Utara yang beragama Kristen. Kalau kita melupakan budaya kita tentu saja tidak menghargai karya-karya ataupun jasa-jasa yang mereka lakukan," imbuh Sondang Tampubolon.
Dia menambah jika karya lagu ini menjadi aset yang sangat berharga terbukti dengan adanya konser seperti ini, sehingga ada banyak ekonomi-ekonomi baru yang bergerak. "Jadi dari budaya kita bisa menghasilkan sesuatu bagi masyarakat," lanjutnya.
Sondang Tampubolon mengaku dirinya sangat menikmati lagu-lagu karya Gorga. "Salah satunya lagu 'Au do Dalani. Yesus adalah satu-satunya jalan menuju kepada Bapa di Surga. Jadi bagaimanapun juga Tuhan Yesus adalah Juru Selamat yang hadir bagi semua umat manusia bahwa keselamatan tidak ada satupun tanpa melalui Dia," ungkap Sondang Tampubolon.
Direktur Yayasan Musik Gereja Indonesia (YAMUGER), Sony Utomo.
Direktur Yayasan Musik Gereja Indonesia (YAMUGER), Sony Utomo, mengucapkan selamat ulang tahun kepada GKPI Jemaat Khusus Rawamangun ke-58 sekaligus sebagai penyelenggara 'Tribute to Gorga'.
"Satu hal yang luar biasa di mana malam ini kita benar-benar mengapresiasi musisi Kristen Indonesia. Jadi ini memang perlu kita lakukan terus-menerus di ibadah kita selalu menggunakan lagu-lagu mereka, tapi kadang kita melupakan akan pencipta lagu di belakangnya. Saya senang sekali berada di konser malam hari ini," cetus Sony Utomo.
Istri Bonar Gultom', Leila Esther Gultom-Sitompul.
Istri Bonar Gultom', Leila Esther Gultom-Sitompul mengaku bangga dengan acara konser 'Tribute to Bonar Gultom'. "Artinya Bonar Gultom masih diingat. Saya mengucapkan terima kasih kepada semuanya," ujar Leila Esther Gultom-Sitompul.
Menurutnya, kecintaan Bonar Gultom pada musik sangat luar biasa. Memang berkat dari Tuhan turun kepada sang suami. "Tuhan berikan semuanya sama dia. Dia diberikan talenta, suara yang bagus, dan diberikan juga dia untuk mengajar menyanyi. Luar biasa berkat Tuhan untuk dia, dan orangnya sangat baik serta penyabar," tukasnya.
Paduan suara anak-anak di konser 'Trubute to Gorga'.
Bonar Gultom
Bonar Daulat Tua Gultom (Gorga) bukanlah nama asing di dunia musik. Karya- karyanya tidak diragukan lagi. Musik yang indah dengan lirik-lirik yang mendekatkan kita kepada Tuhan membuat siapa saja yang mendengarnya tidak akan pernah bosan.
Karya-karyanya sudah menjadi bagian dari musik gerejawi dan dinyanyikan di banyak paduan suara di negeri ini. Kasih Paling Agung, Yesusku Juruslamatku, Tola Endehon, Au do Dalani, dan Arbab, adalah sebagian dari karya-karyanya.
Nama pria yang lahir di Siborongborong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara (Sumut), 30 Juni 1934 itu, sudah terkenal di kalangan aktivis paduan suara baik di gereja maupun di kalangan di luar gereja, dan meskipun Bonar Gultom telah meninggal pada 2016, namun namanya tetap dikenang, dan karya-karyanya melekat dalam ingatan dan dalam nyanyian.
Musik adalah bagian dari hidup anak pasangan Julianus Fridolin Gultom (Ompu Singal Doli) dan Marianna Naomas boru Hutauruk (Ompu Singal Boru) ini, meskipun tidak pernah mendapatkan pendidikan musik secara formal.
Tuhan memberikan talenta yang luar biasa sehingga dia dapat menciptakan lagu-lagu dan musik yang indah. Bonar Gultom adalah seniman serba bisa. Dia adalah penyanyi, komponis lagu-lagu gerejawi, lagu Batak atau sekuler, dan juga pengaran opera.