Nusantaratv.com - Keluarga Angela Hindriati (54), korban mutilasi menduga aksi keji yang dilakukan Ecky Listiantho (34) itu merupakan pembunuhan berencana. Pihaknya meminta kepolisian memastikan niatan tersebut.
"Asumsi saya, apa sudah direncanakan ya? Sehingga sebetulnya ini pembunuhan berencana. Kalau itu betul, nah ini yang tadi saya sampaikan, bahwa tolong dilakukan cek and ricek," ujar kakak sepupu Angela, Djodit di tempat pemakaman umum (TPU) Kampung Kandang, Kamis (12/1/2023).
Djodit menyebutkan, pihaknya mengasumsikan hal itu dikarenakan melihat runutan kejadian terkait kasus kematian Angela. Di mana, kata dia, terdapat beberapa benang merah berkaitan yang dapat disatukan.
"Kesesuaian-kesesuaian informasi yang bisa disambungkan benang merahnya. Inikan benang merahnya sendiri-sendiri, ini bisa di sambungkan benang merahnya itu," kata dia.
"Di sini kami berpikir bahwa ada sesuatu yang perlu dibuktikan kalau kami sebagai keluarga bisa kita mengatakan bahwa ini pembunuhannya berencana," imbuhnya.
Ia menduga motif Ecky dalam kasus kematian Agela bukanlah asmara, melainkan ingin menguasai harta korban. Djodit menyebutkan pihaknya masih menunggu informasi terkait waktu pasti kapan adiknya dibunuh.
"Terus terang kalau dikatakan bahwa motifnya adalah asmara, asmara yang mana? Betul kalau itu terjadi kenalan, pertemanan dan sebagainya, siapa yang bisa membuktikan itu? Kan kata Ecky bawa Atik minta dinikahi, berantem dan dicekek lah Atik. Itu pengakuannya Ecky, bukti-bukti mana? Pertanyaan besarnya yang lain adalah sebetulnya kapan sih Atik ini dibunuhnya? Kan ada buktinya. Di mana tempatnya, diapain matinya, diapakan meninggalnya sampai sebelum dimutilasi," jelas dia.
Walau demikian, kata Djodit pihaknya akan kooperatif menjalankan pemeriksaan kepolisian. Dimana, Ia berharap terkumpul bukti-bukti yang dapat menguak kasus kematian Angela dengan lebih jelas.
"Inilah yang tolong kami dibantu untuk hal ini dan kami akan kooperatif untuk hal itu. Jadi hari ini supaya sedih sekali kami mengakhiri katakan bahwa adik kami itu, sangat rajin ke gereja, rajin berdoa, dikatakan motifnya seperti itu, ya itu manusiawi. Tetapi harus ada bukti yang saling menyesuaikan," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengaku sudah ikhlas dengan kematian Angela. Tapi, kata dia proses hukum harus tetap berjalan.
"Kita sudah ikhlas kita sudah menerima bahwa itu adalah jalan Tuhan, apapun caranya itu adalah jalan Tuhan, dan itu yang terbaik buat dia untuk kembali ke sang pencipta," ujar Djodit.
"Kita harus terus sampai dengan ke persidangan, tidak bisa berhenti hanya disini kita harus terus sampai di persidangan," imbuhnya.