Kehebohan Rakernas NasDem dan Pencapresan yang Belum Final

Nusantaratv.com - 18 Juni 2022

Ketum Partai NasDem Surya Paloh dengan background 3 capres Ganjar, Andika dan Anies/net
Ketum Partai NasDem Surya Paloh dengan background 3 capres Ganjar, Andika dan Anies/net

Penulis: Alamsyah

Nusantaratv.com - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh mengklaim Rapat Kerja Nasional (Rakernas) partainya pada 15-17 Juni 2022, di Jakarta Convention Center (JCC) dan Menara NasDem untuk menetapkan calon presiden (capres) pada Pilpres 2024, sebagai Rakernas paling heboh sepanjang sejarah perjalanan partai politik yang ada di Indonesia selama ini.

"Ini adalah Rakernas paling terheboh dalam perjalanan partai-partai politik di negeri ini. Luar biasa," ujar Surya Paloh pada pidato penutupan Rakernas Partai NasDem, Jumat (17/6/2022) yang langsung disambut tepuk tangan bergemuruh dari seluruh yang hadir di JCC Jakarta.

Klaim Surya Paloh, Rakernas partainya paling heboh, bisa jadi benar adanya. Hal ini berdasarkan pantauan langsung digelaran Rakernas tersebut.

Kehebohan Rakernas NasDem mungkin saja ditandai hadirnya mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad sebagai keynote speech di penutupan Rakernas.

Diketahui, Surya Paloh dan Mahathir Mohamad sudah cukup lama menjalin persahabatan. Sehingga tidak mengherankan jika politisi yang sempat aktif di Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) bersedia hadir di gelaran Rakernas partai besutan Surya Paloh itu. 

"Pada sore hari ini kita kedatangan tamu yang paling istimewa. Seorang sahabat lama dengan senioritas yang beliau miliki. Lebih dari 40 tahun yang lalu kami bersama dan berkenalan. Kita berterimakasih. Dalam waktu singkat, ada undangan kalau Tun Mahathir Mohamad bersedia datang di Rakernas NasDem, jawabannya tidak lama, tidak kurang dari 2X24 jam beliau menyatakan bersedia untuk NasDem. Ini luar biasa. Seorang tokoh kawakan yang memberikan inspirasi bagi kita semua," tutur Surya Paloh terkait kesediaan Mahathir Mohamad hadir di Rakernas Partai NasDem.

Bukan hanya kehadiran Mahathir Mohammad yang bikin heboh. Penetapan tiga nama capres dalam Rakernas NasDem juga memunculkan kehebohan. Partai NasDem memilih tiga nama yang masuk bursa capres yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Mengapa disebut paling heboh? Karena dari ketiga nama capres, tak ada yang berasal dari internal, atau kader Partai NasDem. Ganjar Pranowo diketahui merupakan kader dari PDI Perjuangan. Terkait pencapresan Ganjar Pranowo oleh NasDem bahkan sempat memunculkan isu jika hal itu merupakan sinyal retaknya 
hubungan NasDem dengan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut.

Terkait mengapa capres NasDem bukan berasal dari kadernya sendiri, pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, berpandangan, sejak awal NasDem sudah menyadari belum ada kader internalnya yang dianggap layak untuk ditawarkan kepada publik sebagai capres dan cawapres pada Pemilu 2024. Sementara yang dibutuhkan adalah figur dengan elektabilitas yang tinggi.

”Partai NasDem berpikir rasional sekaligus pragmatis saja. Kalau seandainya internal tidak ada, tentu akan mengambil tokoh eksternal yang memiliki nilai jual yang tinggi. Kalau elektabilitasnya rendah, tidak akan dicalonkan,” tutur Ujang, seperti dikutip laman kompas.id.

Kembali, terkait tiga nama capres NasDem sejatinya bukanlah final dari pencapresan. Sebab, Surya Paloh mengatakan bakal 'mencomot' lagi salah satu diantara ketiga nama capres yang dihasilkan Rakernas Partai NasDem.

Kendati ketiganya dinilai sama-sama memiliki kualitas yang tinggi, namun pada akhirnya Surya Paloh harus menetapkan satu nama untuk diusung. Apakah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo atau Andika Perkasa? Di mana satu nama itu nantinya mereka 'persembahkan' ke partai koalisi NasDem.

Kotak-katik tiga nama itu menjadi sangat dinantikan publik. Namun bakal akan ada konsekuensi ke depan jika nanti salah satu diantara capres NasDem dihadirkan ke partai koalisi.

Jika NasDem mengusung Anies Baswedan, sudah bisa dipastikan akan ada kolaborasi dengan banyak loyalis Anies Baswedan yang ada di kantong-kantong Islam garis keras. Misalnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) atau mereka para alumnus 212 yang diketahui berseberangan dengan NasDem serta koalisinya saat ini.

Kalaupun Ganjar Pranowo yang nanti diusung NasDem, tentu saja semua tahu konsekuensi logisnya. NasDem bakal pecah kongsi dengan PDI Perjuangan. Dan, bila Ganjar Pranowo menerima pinangan itu, bisa saja dia disebut sebagai kader PDI Perjuangan yang kacang lupa kulitnya.

Lantas, bagaimana jika Andika Perkasa? Ini yang paling aman untuk NasDem jika koalisinya ingin seperti yang saat ini. Secara politik, Andika Perkasa tidak terikat partai apapun. 

Andika Perkasa diketahui merupakan salah satu perwira tinggi militer yang tak asing di lingkaran Jokowi. Selain pernah menjabat Danpaspampres yang menjaga langsung keamanan Jokowi sebagai presiden, kerabat Andika juga terbilang dekat dengan sang presiden.

Ipar Andika, Diaz Hendropriyono yang dulu sempat aktif dalam upaya pemenangan Jokowi dalam pemilu, kini diketahui menjabat sebagai staf khusus presiden. Diaz adalah adik dari istri Andika Perkasa, Diah Erwiany Trisnamurti Hendrati. Diah dan Diaz adalah anak dari mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono.

Jadi, bila ditarik kembali ke belakang. Dari ketiga capres NasDem, tentu yang paling aman untuk diusung adalah Andika Perkasa. Artinya, secara tidak langsung Surya Paloh akan tetap bersama Jokowi, namun tipis kemungkinan akan 'mesra' dengan Megawati Soekarnoputri. Tapi namanya politik semua bisa berubah dengan cepat. Jadi ditunggu saja kehebohan lainnya.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close