Nusantaratv.com - Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Mataram (Unram), Nusa Tenggara Barat (NTB) mengajukan pembukaan empat program studi (prodi) tambahan untuk pendidikan dokter spesialis.
"Empat prodi yang masih kami ajukan ini adalah spesialis kandungan (obgyn,) saraf, paru, dan kedokteran kelautan. Tahun depan, akan berjalan semua," kata Dekan Fakultas Kedokteran Unram dr Hamsu Kadriyan di Mataram, Rabu.
Hamsu menyampaikan di Fakultas Kedokteran Unram kini sudah ada prodi dokter spesialis bedah. Mahasiswa angkatan pertama dari prodi tersebut, dimulai Juli 2022 (tahun akademik 2022-2023).
Dia mengatakan bahwa langkah Unram membuka prodi dokter spesialis ini menjadi bagian dari upaya lembaga pendidikan dalam mendukung pemerintah memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan, khususnya di NTB.
"Jadi, lima prodi dengan spesialis bedah ini adalah rencana jangka pendeknya. Rencana jangka panjang, lima tahun ke depan, Unram memiliki 10 prodi dokter spesialis," ucap dia.
Dia mengatakan prodi dokter spesialis ini terbuka untuk dokter umum. Unram juga tidak membatasi apabila ada calon mahasiswa yang mengajukan diri untuk menempuh pendidikan dokter spesialis dengan beasiswa.
"Mau pakai beasiswa boleh, bisa dari pemerintah, swasta atau lembaga luar negeri, bisa juga. Program ini terbuka untuk umum," kata dokter spesialis otolaringologi atau spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).
Hamsu mengatakan bahwa sarana dan prasarana, SDM, dan komitmen para dokter Fakultas Kedokteran Unram sudah memadai untuk mendukung operasional prodi spesialis. "Semua sudah lengkap, fasilitas maupun SDM," ujarnya.
Hamsu berharap adanya dukungan pemerintah daerah dalam pembentukan prodi dokter spesialis tersebut.
"Membuka pendidikan dokter spesialis ini kita tidak bisa terima banyak mahasiswa, paling hanya dua sampai lima orang dalam satu prodi," ucap dia.
Kondisi demikian, karena keterbatasan biaya operasional. Meskipun terkesan proyek rugi, Hamsu optimistis Unram mengambil langkah tersebut tepat di tengah kondisi NTB yang sangat membutuhkan tenaga kesehatan.
"Iya, biaya operasional akan minus, kalau kita pikir. Tetapi, ini demi masyarakat, demi derajat kesehatan masyarakat di NTB. Kita siap berkorban untuk meningkatkan jumlah dokter spesialis di NTB," kata Hamsu.(Ant)