Nusantaratv.com - Kemajemukan yang ada di Indonesia selain merupakan modal dalam pemersatu bangsa, juga dapat menjadi pemecah apabila tidak disikapi dengan baik.
Khususnya saat ini menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, kemajemukan preferensi dalam memilih calon pemimpin berpotensi menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu, seluruh masyarakat, termasuk santri, harus bijak dalam menghadapi ini agar tidak terpecah belah.
"Di sini kita harus menjaga. Kita harus hati-hati dengan provokasi," tegas Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin.
Hal itu disampaikan Wapres pada acara Silaturahmi Nasional (Silatnas) ke-VII Kontak Santri Agribisnis Indonesia (KONSAIN) di Pondok Pesantren Syaichona Cholil, Gg. Arjuna Nomor 59, Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimatan Timur (Kaltim), Selasa (24/10/2023).
Lebih lanjut, Wapres menyampaikan, provokasi ini semata-mata dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab yang hanya ingin melihat perpecahan di Indonesia. Dengan demikian, kehati-hatian merupakan sebuah keniscayaan.
"Dan sekarang menghadapi Pemilu harus menjaga dari mereka yang ingin merusak, mengadu domba, saya mengatakan hati-hati," tambah Wapres.
Sebab, menurutnya, kehati-hatian ini merupakan bagian dari kesepakatan nasional para pendiri bangsa, yang bertujuan untuk terus menjaga persatuan Indonesia, dan menjaga persatuan merupakan salah satu tanggung jawab santri.
"Ini merupakan bagian kesepakatan nasional. Pancasila, UUD 1945, NKRI adalah konsensus nasional, kesepakatan nasional. Dan saya mengatakan itu adalah al mitsaqul wathani. Karena itu, kita tidak boleh mencederai mitsaqul wathani. Dan kalau kita mencederai prinsip-prinsip ini, maka kita disebut sebagai mukhalafatul mitsaq, menyalahi kesepakatan," imbuh Wapres.
"Siapa yang mengancammu (negara), dia akan binasa karena akan berhadapan dengan para santri di seluruh indoensia," sambung orang nomor dua di Tanah Air itu.
Wapres berpesan kepada para santri untuk terus bangkit membawa semangat perbaikan, dalam membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. "Mari kita bangkitkan kembali santri sebagai rijalul muslihin (membawa perbaikan), santri sebagai khafadzatun wathan, penjaga Tanah Air, dan santri sebagai mu’ammirinal ardha, sebagai pemakmur bumi," tukas Wapres.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik menyampaikan, wilayahnya merupakan tempat yang sangat kondusif dalam memberikan pendidikan kepada santri.
Dia berharap, suasana ini dapat mendukung terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) Santri yang unggul dan dapat membawa kemajuan bagi wilayah, bangsa, dan negara. "Insya Allah santri akan senantiasa menjadi kekuatan utama dalam membangun Kalimantan Timur ke depan," harap Akmal.
Hadir pula dalam acara ini, Jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Ketua Umum DPP KONSAIN M. Ali Cholil, serta para santri Pondok Pesantren Syaichona Cholil Balikpapan.
Sementara, Wapres didampingi Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong, Kepala Sekretartiat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Guntur Iman Nefianto, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono W.S.
Kemudian, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas, Staf Khusus Wakil Presiden Zumrotul Mukaffa, serta Tim Ahli Wapres Nurdin Tampubolon dan Farhat Brachma.