Nusantaratv.com - Dalam penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali memperlihatkan trend perkembangan positif, hingga 22 Juli 2022.
Angka hewan yang sakit di Lombok Barat hanya menyisakan 1,29 persen saja dari populasi atau sebanyak 2.285 ekor. Sedangkan penambahan baru hewan ternak yang terjangkit sebanyak 184 ekor. Diperkuat lagi dengan tidak adanya kasus baru kematian maupun Potong Paksa di Lombok Barat.
Kapolres Lombok Barat AKBP Wirasto Adi Nugroho, melalui Kabag Ops, Kompol Dhafid Shiddiq menjelaskan presentase evaluasi harian terjadi tingkat kesembuhan yang signifikan.
“Perkembangan wabah PMK di Kabupaten Lombok Barat, walaupun terdapat penambahan kasus hewan yang terjangkit. Akan tetapi hewan yang sembuh juga meningkat pesat,” ungkapnya.
Sedangkan untuk hewan yang mati dan potong paksa tidak mengalami peningkatan, sehingga langkah-langkah yang telah terlaksana sebelumnya sangat efektif.
“Sangat efektif, sehingga perlu melaksanakan kegiatan berupa pemberian vaksin serta penyemprotan desinfektan pada kandang-kandang kolektif milik warga secara menyeluruh. Bila perlu meningkatkannya, untuk menghambat penyebaran virus PMK ini,” ungkap kabag Ops.
Langkah-langkah pencegahan seperti penyekatan pada pintu-pintu masuk dan keluar hewan di pelabuhan Lembar dan Gilimas juga tetap melaksanakannya.
“Tujuannya guna mencegah penyebaran wabah agar tidak semakin meluas. Terutama melalui media pembawa atau carrier yang masuk atau keluar melalui Pelabuhan,” katanya.
Berdasarkan dari data-data di Posko Ops Aman Nusa II di Lombok barat, berikut perkembangan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di kabupaten Lombok Barat per 22 Juli 2022.
Total hewan ternak terjangkit sebanyak 15.442 ekor atau 8,74 persen atau mengalami peningkatan, sedangkan Hewan ternak yang masih sakit sebanyak 2.285 ekor atau 1,29 persen atau terjadi penurunan.
Kemudian hewan ternak yang sembuh sebanyak 13.137 ekor atau 7,44 persen sehingga terjadi peningkatan yang cukup signifikan.
Kesembuhan Meningkat Tajam, Tidak Ada Penambahan Kasus Kematian Baru Hewan Ternak
Sedangkan untuk hewan ternak yang mati sebanyak 13 ekor atau 0,01 persen, dan Potong paksa sebanyak 7 ekor atau 0,004 persen, sehingga tidak terjadi penambahan dalam kematian.
“Terjadi peningkatan kasus hewan ternak yang terjangkit wabah sebanyak 184 ekor (0,98%) dari hari sebelumnya,” jelasnya.
Yang mana Kecamatan yang paling banyak peningkatan yaitu Kecamatan Sekotong sebanyak 136 ekor. Kemudian Kecamatan Lembar sebanyak 32 ekor, Kecamatan Narmada sebanyak 7 ekor, Kecamatan Gerung sebanyak 6 ekor, dan Kecamatan Kediri sebanyak 3 ekor.
“Namun untuk hewan ternak yang sembuh meningkat dratis hingga mencapai 1.586 ekor dari hari sebelumnya,” tandasnya.