Kadis Kesehatan: Gizi Kronis dan Infeksi Penyebab Stunting

Nusantaratv.com - 28 November 2022

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sidrap, Dr Ns H Basra, S.Kep, M.Kes. Antara/ HO-BKKBN Sulsel
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sidrap, Dr Ns H Basra, S.Kep, M.Kes. Antara/ HO-BKKBN Sulsel

Penulis: Alber Laia

Nusantaratv.com - Kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang menjadi penyebab utama terjadinya Stunting. kata  Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sidrap, Dr Ns H Basra, S.Kep, M.Kes,

"Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh dan kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang," kata Basra menanggapi pemicu terjadinya Stunting pada anak di manapun berada termasuk di Kabupaten Sidrap, Minggu.

Dia mengatakan, kondisi itu ditandai dengan panjang atau tinggi badan seorang anak yang berada di bawah anak seusianya atau standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

“Perlu ditegaskan bahwa anak pendek belum tentu Stunting, tetapi anak stunting sudah tentu pendek, hal ini bisa terjadi karena memang anak tersebut pendek karena genetic tetapi tidak Stunting,” jelasnya.

Bukan hanya tinggi badan yang terhambat, lanjut dia, tetapi pertumbuhan otak juga tidak akan berkembang sehingga akibat buruknya, anak akan sulit belajar, tidak cerdas dan sulit konsentrasi, dan kalau Stunting telah terjadi yang bisa dilakukan hanya memperbaiki gizi agar dampaknya tidak lebih besar.

Dia menambahkan, kasus Stunting dapat terjadi akibat anak tersebut sulit mendapatkan akses terhadap gizi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas karena  faktor ekonomi orang tua ataupun kurang pengetahuannya keluarga terkait pola asuh dan pola makan yang baik.

“Stunting tidak hanya terjadi pada keluarga yang kurang mampu, banyak keluarga yang berada tetapi anaknya Stunting, ini menggambarkan Stunting bukan hanya masalah ekonomi tetapi terkait pola asuh dan pola makan yang salah,” jelas Basra.

Ditambahkan saat ini angka prevalensi Stunting Sidrap berdasarkan data SSGI tahun 2021 sebesar 25,4 persen, sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas toleransi stunting suatu negara hanya 20 persen.

Terkait penaganan Stunting di Kabupaten Sidrap, Basra menuturkan telah mengembangkan inovasi "Sahabat Stunting" atau "Saya Hadir Buat Stunting" merupakan program pendampingan dengan sasaran ibu hamil, ibu nifas, anak balita dan remaja putri melalui pemberian edukasi dan layanan kesehatan terkait pencegahan stunting.

Lewat program Sahabat Stunting ini, lanjut dia, Dinkes akan memberikan layanan kesehatan, edukasi, deteksi dini resiko stunting, pelayanan rujukan perawatan dan pemberdayaan masyarakat.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close