Joe Biden dan Justin Trudeau Sampaikan Ucapan Selamat Idul Adha untuk Umat Muslim di Dunia

Nusantaratv.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau memberi ucapan selamat Idul Adha bagi umat Muslim dunia yang merayakannya.

AS dan Kanada merayakan Idul Adha atau Hari Raya Kurban pada Rabu, 28 Juni 2023, bersama dengan banyak negara di dunia, termasuk Arab Saudi.

Mengingat pentingnya Idul Adha sebagai 'hari raya besar' Islam, Biden menyampaikan harapan terbaiknya dan Jill Biden kepada semua Muslim yang merayakan hari raya tersebut, khususnya di Negara Paman Sam itu.

Biden mengatakan pemimpin komunitas Muslim akan berkumpul untuk merayakan Idul Adha di Gedung Putih untuk pertama kalinya pada tahun ini, yang diselenggarakan Wakil Presiden AS Kamala Harris dan ibu negara Jill Biden.

"Di Amerika Serikat, kami bangga menjadi rumah bagi jutaan Muslim yang memperkaya jalinan budaya bangsa kami dan berkontribusi pada kemakmuran bersama," kata Biden, dilansir dari Morocco World News, Kamis (29/6/2023). 

"Kami menghargai kontribusi Muslim Amerika yang tak terhitung jumlahnya kepada masyarakat kami, mulai dari pendidikan dan perawatan kesehatan hingga bisnis dan layanan publik," lanjutnya.

Lebih lanjut, Biden mengungkapkan, kehadiran komunitas Muslim memperkuat komitmen AS terhadap keragaman, inklusi, dan kebebasan beragama.

Sementara itu, PM Kanada Trudeau menekankan Hari Raya Idul Adha merupakan sumber inspirasi karena menyebarkan nilai-nilai yang berbeda, termasuk berbagi, kasih sayang, dan amal yang ditunjukkan oleh umat Islam di Kanada setiap hari.

"Kami menegaskan kembali bahwa setiap orang di Kanada dan di seluruh dunia harus bebas menjalankan keyakinan mereka tanpa rasa takut," kata Trudeau, yang menegaskan jika pemerintahnya akan terus memerangi Islamofobia dan kebencian dalam segala bentuknya.

Pesan Idul Adha ini datang ketika AS dan Kanada berjanji akan terus melawan Islamofobia, yang telah meningkat secara mengkhawatirkan di seluruh Barat.

Berdasarkan laporan yang dipublikasikan Gallup baru-baru ini, "agama dan budaya melampaui politik di semua wilayah yang disurvei sebagai akar penyebab ketegangan antara dunia Muslim dan Barat".

"Ini penting dalam diskusi tentang Islamofobia, mengingat kepentingan politik dapat bervariasi dan berubah sementara perbedaan budaya dan agama lebih mendarah daging dalam populasi," sebut laporan tersebut.