Nusantaratv.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) terus bergerak memperbaiki layanan infrastruktur kepada masyarakat.
Tercatat, 92,49 persen jalan provinsi Jateng dalam kondisi baik-sedang, dan sebanyak 1.135 embung dibangun guna mendukung sektor pertanian. Hal itu terungkap saat upacara memperingati Hari Bakti Pekerjaan Umum ke-77, di halaman Kantor Dinas Pekerjaan Umum Sumberdaya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru), Sabtu (3/12/2022).
Upacara yang dipimpin Sekretaris Daerah Jateng Sumarno itu, berlangsung sederhana namun khidmat. "Infrastruktur yang berhasil dibangun di Jateng, mungkin bisa lihat pembangunan jalan (provinsi), mungkin yang hobi sepeda bisa di tes jalan kita muter. Selain itu adapula SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) regional yang kita coba bangun," ujar Sumarno dalam keterangannya, dikutip Sabtu (3/12/2022).
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, selain itu ada pula proyek besar yang dituntaskan Pemprov Jateng, seperti rehabilitasi GOR Jatidiri di Kota Semarang. Pada tahun depan, akan dituntaskan pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah yang ada di Kabupaten Magelang.
Sumarno menjelaskan prioritas pembangunan infrastruktur di Jateng adalah perbaikan jalan provinsi. Dia menyebut, kondisi jalan di Jateng perlu overlay (lapis ulang), karena sudah mencapai umur 10-15 tahun.
Ditambahkannya, berdasarkan catatan DPU BMCK Jateng, panjang jalan provinsi mencapai 2.404,741 kilometer. Kondisinya terbagi menjadi dua, yakni dalam kondisi baik sepanjang 2.010,36 kilometer (83,60 persen) dan kondisi sedang 213,78 kilometer atau 8,89 persen.
Jika ditotal kondisi jalan baik-sedang mencapai 92,49 persen. Sementara, kondisi jalan dalam kondisi tidak mantap, tercatat 180,60 kilometer atau 7,51 persen.
Terkait penyediaan embung, Sumarno mengaku pertanian menjadi prioritas utama. Namun demikian, dia juga mengingatkan tentang penyediaan air baku, terutama di wilayah pantai utara.
"Untuk embung sudah 1.135 (unit), sudah selesai ya (progam 1.000 embung). Penyediaan air baku menjadi PR kita semua, kondisi pantura yang ada penurunan air tanah inginnya disubtitusi dengan penggunaan air baku dari atas," tukas Sumarno.