Israel Tegaskan Perang di Gaza Tidak Akan Berakhir pada 2024

Nusantaratv.com - 02 Januari 2024

Israel akan terus melancarkan perang di Gaza sepanjang 2024. (Anadolu Agency)
Israel akan terus melancarkan perang di Gaza sepanjang 2024. (Anadolu Agency)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Israel akan terus melancarkan perang di Gaza sepanjang 2024. Hal itu disampaikan juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari dalam pernyataannya pada Minggu (31/12/2023). 

Menggambarkan perubahan strategis pada apa yang disebutnya manajemen pasukan IDF yang "cerdas", Hagari mengungkapkan lima brigade cadangan dikeluarkan dari pertempuran, dengan tujuan untuk menghidupkan kembali perekonomian Israel ketika negara tersebut terjebak dalam konflik yang berkepanjangan.

"Tujuan perang memerlukan perjuangan yang panjang, dan kami telah mempersiapkannya," ujar Hagari, seperti dilansir dari RT, Selasa (2/1/2024).

Lebih lanjut, dia menjelaskan, memulangkan pasukan cadangan akan menghasilkan banyak bantuan bagi perekonomian, dan akan memungkinkan mereka memperoleh kekuatan untuk operasi tahun depan, dan pertempuran akan terus berlanjut dan pihaknya akan membutuhkan mereka. 

Pernyataan juru bicara IDF tersebut menyusul komentar serupa dari Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, yang memperingatkan selama konferensi pers pada Sabtu (30/1/2023) jika pertempuran berbulan-bulan lagi masih akan terjadi. 

Pemerintah Israel dengan tegas menolak permohonan internasional untuk melakukan gencatan senjata di tengah meningkatnya jumlah korban tewas di Gaza. Aksi pengeboman Israel mengakibatkan lebih dari 21.800 warga Palestina tewas sejak serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. 

Sementara sebanyak 56.000 orang Palestina lainnya terluka parah, dan 85 persen dari sekitar 2,3 juta penduduk daerah kantong tersebut terpaksa mengungsi. Amerika Serikat (AS) secara konsisten mendukung Israel sepanjang tahap konflik saat ini, termasuk dengan memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata. 

Namun, bahkan Washington telah berselisih dengan sekutunya di Timur Tengah mengenai masa depan Gaza. Netanyahu mengatakan wilayah tersebut akan tetap berada di bawah kendali Israel setelah perang, sementara AS menyerukan agar wilayah tersebut dijalankan Otoritas Palestina sebagai langkah menuju solusi dua negara.

Otoritas Palestina memerintah Tepi Barat dan sebelumnya mengawasi Gaza sebelum Hamas mengambil alih kekuasaan setelah pemilu pada 2007. Pemerintah Israel dengan keras menentang pembentukan negara Palestina, sampai-sampai Netanyahu secara terbuka menyombongkan perannya dalam mencegah pembentukan negara Palestina dalam beberapa putaran perundingan perdamaian selama bertahun-tahun. 

Pada Minggu (31/12/2023), Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyarankan agar pemerintah "mendorong migrasi" warga Palestina keluar dari Gaza dan membangun kembali pemukiman Yahudi yang dibongkar di sana pada 2005. 

Dalam wawancara dengan Radio Angkatan Darat, dia menyatakan seluruh diskusi tentang hari berikutnya akan sangat berbeda jika 90 persen penduduk Arab di wilayah kantong tersebut melakukan pembersihan etnis sendiri. 

Sementara seorang pejabat di kantor Netanyahu kemudian mengatakan kepada Associated Press (AP) jika "bertentangan dengan tuduhan palsu, Israel tidak berusaha untuk menggusur penduduk di Gaza,” namun hanya berupaya untuk "memungkinkan orang-orang yang ingin meninggalkan Gaza untuk melakukan hal tersebut.

Sebuah dokumen pemerintah Israel bocor bulan lalu menyerukan relokasi massal seluruh penduduk Palestona di Jalur Gaza ke Semenanjung Sinai Mesir. Rencana itu mengkhawatirkan warga Palestina dan Mesir. Pemerintah Mesir dan negara-negara Arab lainnya menentang upaya pemindahan warga Jalur Gaza ke negara sekitar.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close