Nusantaratv.com - Aksi penistaan agama kembali terjadi di Swedia. Ironisnya, perbuatan tercela tersebut kali ini dilakukan oleh seorang pemimpin partai sayap kanan garis keras Denmark Stram Kurs, Rasmus Paludan.
Rasmus Paludan membakar salinan Al-Qur'an di daerah berpenduduk Muslim di Swedia. Tak ayal aksi pembakaran itu langsung menuai unjuk rasa.
Pembakaran Al-Qur'an itu terjadi pada Kamis (14/4/2022) waktu setempat. Yang mengherankan, dalam aksinya Rasmus Paludan didampingi polisi. Rasmus pergi ke ruang publik terbuka di Linkoping selatan dan meletakkan kitab suci umat Islam dan membakarnya.
Aksi pembakaran itu diwarnai dengan protes. Namun Rasmus Paludan mengabaikan protes itu.
Sebanyak 200 pengunjuk rasa berkumpul di alun-alun untuk memprotes dan mendesak polisi untuk tidak membiarkan pemimpin rasis itu melakukan tindakannya.
Ironisnya polisi mengabaikan permintaan massa tersebut hingga mengakibatkan insiden pecah. Kelompok tersebut menutup jalan untuk lalu lintas hingga melempari polisi dengan batu.
Politisi kelahiran Turki Mikail Yuksel, yang mendirikan Partai Warna Berbeda di Swedia angkat suara terkait insiden pembakaran salinan Al-quran yang dilakukan Rasmus Paludan.
Ia mengatakan provokasi Islamofobia dari politisi anti-Islam rasis di bawah perlindungan polisi terus berlanjut di kota-kota di seluruh Swedia.
Yuksel menuding Paludan sengaja melakukan provokasi dengan secara khusus memilih lingkungan yang padat penduduk Muslim dan tempat-tempat dekat masjid.
"Di Swedia, yang membela hak asasi manusia, kebebasan beragama dan hati nurani dengan nada tertinggi, Al-Qur'an dibakar di lingkungan Muslim di bawah perlindungan polisi," kata Yuksel.
Yuksel juga menyesalkan sikap polisi yang menyerukan umat Islam untuk menggunakan akal sehat karena kitab suci mereka dibakar tepat di depan mata mereka. (dari berbagai sumber)