Nusantaratv.com - Iran melalui Kepala Unit Kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Iran Amirali Hajizadeh mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Amirali Hajizadeh secara terang-terangan menyatakan ingin dan sedang berusaha membunuh mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mantan menteri luar negeri AS Mike Pompeo, dan sejumlah pejabat tinggi militer AS.
Karena mereka terlibat dalam operasi pembunuhan mantan komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani.
“Insya Allah, kami akan dapat membunuh Trump, Pompeo, (mantan kepala Komando Pusat AS Jenderal Kenneth) McKenzie, dan para komandan militer yang memberi perintah (pembunuhan Soleimani) harus dibunuh,“ kata Hajizadeh, Jumat (24/2/2023).
Diketahui, tewas dibunuh di Bandara Internasional Baghdad, Irak saat berada dalam konvoi Popular Mobilization Forces (PMF), pasukan paramiliter Irak yang memiliki kedekatan dengan Iran, pada 3 Januari 2020 silam.
Rombongan komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani ditembaki pesawat tanpa awak milik AS. Donald Trump dituduh sebagai dalang yang memerintahkan penyerangan tersebut.
Trump berdalih Soleimani sedang merencanakan serangan terhadap misi dan diplomat AS di Timur Tengah. Oleh sebab itu, sebelum Soleimani melancarkan aksinya, AS terlebih dulu mengambil tindakan dengan membunuhnya.
Donald Trump dikabarkan sempat mengalami kecemasan karena berpikir akan menjadi target pembunuhan Iran. Dia khawatir Teheran akan membalas tindakannya memerintahkan pembunuhan mantan komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qassem Soleimani.
Hal itu diungkap jurnalis New York Times Peter Baker dan jurnalis The New Yorker Susan Glasser dalam buku berjudul “The Divider” yang mereka garap bersama. Buku tersebut melihat secara dekat kebijakan pemerintahan Trump terhadap Iran.
Di depan publik, Trump memperlihatkan kepercayaan diri atas keputusannya memerintahkan pembunuhan Soleimani. Dia bahkan agak mencemooh tokoh militer yang sangat dibanggakan oleh Iran tersebut.
“Dia (Soleimani) adalah teroris yang haus darah, dan dia bukan lagi teroris. Dia tewas,” kata Trump saat mengumumkan keberhasilan misi menyisihkan Soleimani pada Januari 2020.
Namun ketika tengah berada di ruang atau acara privat, Trump tak bisa menyembunyikan ketakutannya atas pembalasan Iran. Pada akhir 2020, Trump meninggalkan pesta koktail di Florida, Trump memberitahu tahu teman-temannya bahwa dia takut akan menjadi target pembunuhan Iran.