Nusantaratv.com - Kekeringan terjadi Irak dalam enam bulan terakhir. Dampak dari kekeringan membuat 1.200 keluarga Irak mengungsi dari rumahnya di kawasan rawa Mesopotamia, Irak Selatan.
"Sekitar 1.200 keluarga penggembala kerbau dan petani di rawa-rawa dan daerah lain di provinsi itu mengungsi dari rumah mereka karena kekurangan air," ujar Kepala Otoritas Pertanian di provinsi Dhi Qar, Saleh Hadi, Selasa (11/10/2022).
Rawa Mesopotamia merupakan sebuah situs warisan dunia UNESCO yang rusak akibat curah hujan yang rendah dan berkurangnya aliran di sungai Tigris dan Efrat karena bendungan yang dibangun di hulu di Turki dan Iran.
Hadi mengatakan eksodus massal dimulai pada April, seraya menambahkan bahwa lebih dari 2 ribu ekor kerbau mati akibat kekeringan, mengutip AFP.
"Setengah dari keluarga telah pindah lebih dekat ke sungai di daerah utara Nasiriyah. Sementara yang lain telah pindah ke provinsi tengah dan selatan seperti Babel, Kut, Karbala dan Basra," kata Hadi.
Menteri Sumber Daya Air Irak bulan lalu mengatakan bahwa 2022 telah menjadi salah satu tahun terkering yang pernah dilihat Irak sejak 1930. Menurunya, tiga tahun berturut-turut curah hujan di Irak rendah dan aliran sungai berkurang.
Bahkan dalam musim panas ini, sebagian besar lahan basah di Hawizah, di sepanjang perbatasan dengan Iran, serta di kawasan wisata Chibayish telah mengering.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut Irak, negara kaya minyak yang dilanda perang selama beberapa dekade itu merupakan negara kelima di dunia yang paling rentan terhadap beberapa dampak utama perubahan iklim. Termasuk kelangkaan air dan penggurunan.