Nusantaratv.com-Pemimpin tertinggi, presiden dan kepala militer Iran semuanya terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel, pada Sabtu (13/4/2024).
Iran membuktikan ancamannya terhadap Israel, yang dituding atas serangan terhadap perwira seniornya di Damaskus. Dalam serangan bersejarah itu Iran menembakkan 300 drone dan rudal.
Sementara dunia memandang Yerusalem dan menunggu tanggapan Israel terhadap serangan tersebut, Iran dan para pemimpin rezimnya yang merencanakan dan memimpin serangan tersebut kembali mengancam bahwa Teheran akan melancarkan serangan yang lebih serius jika Israel melakukan pembalasan.
Inilah para pejabat senior pengambil keputusan di Iran di balik serangan bersejarah tersebut:
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei
Khamenei, 84, adalah seorang politisi dan tokoh agama Syiah yang merupakan salah satu pemimpin di balik Revolusi Islam Iran pada tahun 1979. Ia dianggap sebagai tangan kanan pemimpin revolusi, Ayatollah Ruhollah Khomeini, dan bertugas di bawahnya sebagai presiden Iran sejak tahun 1981, menjadi salah satu pengambil keputusan utama selama perang melawan Irak pimpinan Saddam Hussein.
Pada tahun 1989, setelah kematian Khomeini, Khamenei diangkat sebagai penggantinya, dan mengambil peran sebagai Pemimpin Tertinggi, di mana ia memegang keputusan akhir atas semua kebijakan, khususnya yang berkaitan dengan operasi militer.
Khamenei telah berulang kali berjanji dalam beberapa hari terakhir untuk melakukan pembalasan terhadap Israel dan "menamparnya" menyusul serangan di Damaskus yang ia tuduhkan dilakukan oleh Israel. Dia menyatakan kemarahannya atas fakta bahwa serangan itu dilakukan terhadap sebuah gedung yang berdekatan dengan kedutaan Teheran di Suriah sebuah kompleks yang diklaim Iran sebenarnya adalah konsulat Iran.
Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRCG) Hossein Salami
Hossein Salami ditunjuk oleh Khamenei pada tahun 2019. IRCG beroperasi baik di dalam maupun di luar Iran, seperti yang terlihat dalam kehadiran negara tersebut baru-baru ini di Suriah.
"Kami telah mengubah sikap terhadap Israel, dan sekarang akan menyerang dari wilayah Iran untuk melawan segala agresi Israel," kata Salami pada Minggu (14/4/2024) menanggapi serangan Iran ke Israel, dikutip dari ynetnews.
Komandan Pasukan Quds Esmail Qaani
Esmail Qaani ditunjuk untuk memimpin unit elit IRCG setelah pembunuhan Qasem Soleimani oleh AS pada tahun 2020. Meskipun Soleimani dikenal karena karismanya sebagai pemimpin militer yang menjadikan Pasukan Quds sebagai kekuatan militer yang tangguh, Qaani dilaporkan beroperasi secara berbeda. Berbeda dengan Soleimani, dia tidak bisa berbahasa Arab dan harus menggunakan penerjemah untuk menyampaikan pesannya.
Pasukan Quds bertanggung jawab atas semua operasi IRCG di luar Iran dan perannya adalah untuk mendukung pasukan Poros Perlawanan melawan AS dan Israel, dan untuk memperluas pengaruh Iran di seluruh Timur Tengah.
Kepala Staf Iran Mohammad Baqeri
Baqeri telah terlibat aktif dalam serangan terhadap Israel. Saat menghadiri pemakaman Mohammad Reza Zahedi, yang terbunuh di Damaskus, dia berkata: "Metode balas dendam kami akan ditentukan oleh kami."
Pada Sabtu (13/4/2024), dia mengatakan rudal balistik dan jelajah digunakan dalam serangan itu, dan rencana Iran adalah menyerang pangkalan udara Israel tempat jet tempur diduga melakukan serangan di Suriah.
Komandan Pasukan Dirgantara IRCG Amir Ali Hajizadeh
Rudal balistik dan drone yang digunakan dalam serangan itu berada di bawah tanggung jawab Hajizadeh. Dalam pidatonya pada bulan Maret, ia mengatakan: “Kami telah memperoleh kompetensi tinggi di semua sektor militer,” dan menyatakan: “Kami adalah salah satu dari tiga negara teratas dalam manufaktur drone.”
Presiden Iran Ebrahim Raisi
Raisi memegang posisi terpenting kedua dalam rezim Iran, dan terpilih untuk posisi tersebut pada tahun 2021. Ia dikaitkan dengan aliran yang lebih konservatif di rezim ekstremis Ayatollah, dan ia memimpin kebijakan yang jauh lebih agresif terhadap Barat dibandingkan pendahulunya, Hassan Rouhani.
Badan oposisi Iran menyebut Raisi sebagai Algojo Teheran karena keterlibatannya dalam eksekusi ribuan tahanan politik pada tahun 1980an. Raisi memainkan peran sentral dalam menyampaikan pesan-pesan Iran dan hubungan Teheran dengan negara-negara tetangga. Pada hari Minggu dia mengatakan, setelah serangan Iran terhadap Israel, bahwa "Iran berada pada kondisi paling kuat saat ini."
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian
Salah satu tokoh paling menonjol di rezim Iran, Amir-Abdollahian sering muncul di media lokal dan dikenal karena pernyataan anti-Israelnya. Sejak dimulainya perang di Gaza, ia telah berupaya mengoordinasikan kepentingan Iran di berbagai negara di seluruh dunia.
Dia juga mengadakan banyak diskusi mengenai situasi tersebut dengan rekan-rekan regionalnya dalam beberapa hari terakhir. Dia mengunjungi Oman dan Suriah, negara-negara yang diklaim media Arab terkait dengan persiapan akibat dan konsekuensi serangan tersebut.