Ini Cara Unindra Perangi Narkoba dari Dalam Kampus

Nusantaratv.com - 22 Juni 2023

Rektor Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) Sumaryoto. (Net)
Rektor Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) Sumaryoto. (Net)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Dunia perguruan tinggi digemparkan dengan temuan brankas narkoba di Universitas Negeri Makassar (UNM), Sulawesi Selatan. Keberadaan brankas yang sempat menyimpan 3 kg sabu-sabu itu, ternyata melibatkan narapidana (napi). 

Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Nizam sempat mengecam kejadian ini dan meminta pelaku dihukum berat. Ia juga meminta para rektor seluruh Indonesia lebih waspada akan peredaran narkoba di kampus.

Rektor Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) Sumaryoto menilai, apa yang terjadi di UNM menjadi pelajaran semua pihak, termasuk dirinya. 

"Saya tidak ingin berkomentar (soal brankas narkoba UNM) karena itu rumah tangga orang lain, tapi paling tidak itu menjadi pembelajaran. Bahwa kita tidak boleh lalai, tidak boleh lengah, karena narkoba itu mengintip dari mana saja," ujar Sumaryoto, kepada wartawan, Rabu (21/2/2023). 

Unindra sendiri, kata dia, terus berkomitmen untuk memerangi peredaran narkoba, khususnya di lingkungan kampus. Pihaknya memiliki berbagai cara guna mengatasi permasalahan itu. 

"Bicara narkoba adalah masalah nasional. Unindra secara konsisten mengikuti aturan. Dan juga secara mandiri melakukan tindakan-tindakan yang preventif," kata Sumaryoto. 

Dia mengungkapkan, Unindra kerap melaksanakan tes urine secara berkala. Tes ini tidak hanya menyasar mahasiswa, tapi juga dosen dan pegawai kampus lainnya. Cara tersebut dinilai manjur. 

"Maka alhamdulillah dengan cara begini, mahasiswa, pegawai, dosen juga mikir. Suatu ketika dia menggunakan dia kena sanksi. Itu saja," kata dia. 

Tes urine tersebut merupakan program Unindra yang dilaksanakan secara rutin. Sebagai strategi, sasaran tes urine juga diacak. Cara ini pun dinilai efektif menekan penyalahgunaan barang haram. 

"Dengan program berkala mereka (pengguna narkoba) mikir 'oh iya nanti dites lagi', dan disampel (diacak). Orang nggak tahu, tiba-tiba dites. Sebab bisa jadi ada penangkal. Jangan sampai kita kalah strategi dengan mereka. Karena pernah dipanggil gitu nggak datang, ya akhirnya dipanggil lagi. Terindikasi, serahkan BNN," papar Sumaryoto. 

Selain berkala, Unindra juga terkadang melakukan tes urine secara keseluruhan. Perguruan tinggi juga memiliki tim khusus (timsus) yang melakukan pengawasan narkoba di Universitas. Tim ini bisa masuk dan menjangkau berbagai sudut kampus. 

"Yang penting jangan bocor. Ini kan timnya khusus. Tim untuk pengawasan narkoba itu khusus. Bahkan orang lain tidak tahu. Kami punya cara mencoba untuk OTT segala macam, di samping tes berkala," papar Sumaryoto. 

"Solusi dari persoalan ini adalah pengawasan harus dilaksanakan secara intensif," sambungnya.

Adapun untuk sanksi bagi pelanggar aturan ini, kata Sumaryoto, paling berat adalah dikeluarkan dari kampus. Selain tentunya diproses secara hukum pidana. 

"Sanksi paling ringan peringatan keras. Di semua level. Ikuti peraturan dari pemerintah saja. Tapi kalau sudah berat sedikit ya diberhentikan. Diberhentikan hanya administratif, tapi hukuman narkobanya ada di kepolisian," papar Sumaryoto. 

"Kita nggak mau melindungi yang gitu-gitu, namanya kejahatan kok," tandas pria asal Kebumen, Jawa Tengah itu. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close