Nusantaratv.com - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia menilai pentingnya penguatan kapasitas dan efektivitas institusi ASEAN.
“Dalam pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN (ACC) ke-31 yang saya ikuti, isu yang dibahas antara lain visi pasca 2025 atau ASEAN 2045, kemudian kerja sama kesehatan, dan keanggotaan Timor Leste. Mengenai visi pasca 2025, Indonesia menilai pentingnya penguatan kapasitas dan efektivitas institusi ASEAN,” ujar Retno di sela-sela KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Jumat.
Oleh karena itu, katanya, kerja High Level Task Force sangat penting untuk mempersiapkan ASEAN menghadapi tantangan masa depan pasca 2025 atau ASEAN 2045.
“Isu ini sengaja saya tekankan karena Indonesia ingin ASEAN semakin kokoh, tidak saja untuk satu atau dua tahun ke depan, tetapi untuk menghadapi tantangan sampai 20 tahun mendatang,” ujar Retno.
Mengenai visi pasca 2025, Indonesia ingin ASEAN menjadi komunitas ASEAN yang agile, adaptif dan responsif.
“Dan kaitan ini antara lain diperlukan penguatan Sekretariat ASEAN sebagai headquarter ASEAN dan dilakukan koherensi kebijakan lintas sektor,” ujar dia.
Mengenai keanggotaan Timor Leste, para Menteri Luar Negeri ASEAN akan membahas laporan mengenai fact finding team yang sudah dilakukan secara obyektif.
“Komitmen negara anggota untuk mendukung persiapan Timor Leste menjadi anggota ASEAN sangatlah besar. Pembahasan mengenai masalah ini masih akan berlanjut sampai pada KTT ASEAN. Jadi isu mengenai keanggotaan Timor Leste di ASEAN akan dibahas lebih lanjut oleh para pemimpin ASEAN,” katanya.
Sementara itu, untuk kerja sama kesehatan, Retno menekankan pentingnya mewujudkan arsitektur kesehatan kawasan yang terintegrasi.
“Dan guna merealisasi hal ini, terdapat tiga elemen penting yang perlu didorong di kawasan. Pertama, dari aspek institusi, segera mengoperasionalisasi ASEAN Center Public Health and Emergency Disease. Dari aspek pendanaan, memperluas sumber pendanaan kawasan untuk situasi darurat kesehatan. Dari aspek pasokan peralatan medis, memperkuat supply kebutuhan peralatan medis dan obat-obatan,” kata Retno.
Di dalam pertemuan, Indonesia juga menyampaikan komitmen untuk menyumbang lima juta dolar AS bagi regional reserve of medical supplies.
“Disamping itu saya juga tegaskan pentingnya memperkuat kapasitas manufaktur di kawasan terutama untuk memastikan pasokan vaksin, obat-obatan dan peralatan medis,” katanya menambahkan.(Ant)