Ikan Predator Red Devil Merajalela di Danau Toba, Nelayan Ikut jadi Korban Penghasilan Merosot Tajam

Nusantaratv.com - 19 April 2022

Bupati Toba Poltak Sitorus/ist
Bupati Toba Poltak Sitorus/ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com - Perairan Danau Toba di Sumatera Utara (Sumut) kini dikuasai ikan predator yang dinamai Red Devil. Dominasi Red Devil dikhawatirkan akan mengakibatkan ikan mujahir dan mas yang ada di Danau Toba punah.

Hal ini terbukti dengan menurunnya tingkat penghasilan nelayan yang setiap hari menggantungkan diri pada penghasilan dari perairan Danau Toba.

Keluhan nelayan ini sudah sampai ke telinga Bupati Toba Poltak Sitorus. Bupati bersama sejumlah pimpinan OPD Kabupaten Toba telah meninjau sejumlah lokasi yang dinilai areal nelayan.

Para nelayan mengadu penghasilan mereka menurun drastis.

Ditanya soal langkah yang akan ditempuh untuk menanggulangi ikan invasif ini. Bupati Toba Poltak Sitorus mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan sejumlah kabupaten lain yang berada di kawasan Danau Toba. 

“Yang jelas ini tidak bisa diselesaikan hanya Kabupaten Toba saja. Danau Toba ini dikelilingi 7 atau 8 kabupaten,” ujar Bupati Toba Poltak Sitorus. 

Poltak menjelaskan Pemkab Toba akan melakukan beberapa langkah dalam menanggulangi dominasi Red Devil.  

Pertama, red devil yang didapatkan para nelayan akan dijadikan menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis.

"Jadi kita harus bekerjasama. Ada dua yang kita lakukan. Pertama, kita mamfaatkan ini red devil ini untuk produk yang lebih tinggi nilainya, contohnya dijadikan keripik, ikan asin, atau menjadi pakan ternak," papar Poltak.

Selanjutnya, pihaknya akan melakukan restocking sembari berupaya memunahkan ikan red devil tersebut.

"Yang kedua, kita ingin kembalikan Danau Toba ini kepada fungsi sebelumnya. Dimana masyarakat menangkap mujahir dan ikan mas. Nenek moyang kita dapat ikan mas dari situ," terangnya.

Selain itu, ia juga akan meminta dinas terkait yakni Ketahanan Pangan dan Pertanian agar segera membuat riset soal penanggulangan penyebaran ikan predator tersebut dengan mengacu pada dua rencana tersebut.

"Jadi kita harus sepakat untuk memunahkan red devil ini dan restocking mujahir dan ikan mas. Inilah usul kami. Dan ini perlu kita buat penelitian terkait ini. saya minta pimpinan OPD Ketahanan Pangan Kabupaten Toba dan Dinas Pertanian supaya dibuat riset," tutur Poltak.

Langkah berikutnya, Poltak akan melaporkan situasi yang terjadi di perairan Danau Toba kepada Gubernur Sumatera Edy Rahmayadi.

"Nanti kita akan lapor kepada Pak Gubernur untuk mengambil langkah secara bersama-sama terkait hal ini," terangnya.

Poltak mengaku telah mendengarkan secara detail keluhan para nelayan yang ada di perairan Danau Toba.

"Ya, jadi kemarin itu kita langsung turun. Kita sisir coba di tepi danau, bagaimana masyarakat itu sebenarnya resah karena red devil itu. Masyarakat memang resah karena red devil itu karena mereka atau nelayan itu sudah pergi semalaman, yang mereka bawa adalah red devil," ungkapnya.

"Kalaupun mereka jual, ternyata tidak laku. Misalnya dapat mereka jual Rp5 ribu per kilo, yang mereka dapat hanya 5 kilogram, bagaimana bisa cukup Rp25 ribu penghasilan mereka sehari. Ternyata, itu pun tidak laku," sambungnya.

Poltak menambahkan munculnya ikan predator ternyata tidak hanya terjadi di Danau Toba saja. Melainkan terjadi juga di beberapa danau yang ada di provinsi lain.

"Jadi, kita harus turun tangan, kita harus lakukan sesuatu. Kemarin, kita sudah pelajari, riset bahwa ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Danau Toba. Sudah terjadi di danau yang lain di Jawa Tengah, di Sulawesi. Nah, kita akan belajar soal ini," pungkasnya. (dari berbagai sumber)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close