Oleh: Manerep Pasaribu
Dosen Pascasarjana PPIM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI dan anggota Indonesia Management Strategic Society (ISMS)
Nusantaratv.com-Dalam upacara HUT Kemerdekaan RI ke-79 Tahun 2024 di IKN dan Istana Merdeka, penggunaan pakaian adat berbagai daerah menunjukkan komitmen Indonesia terhadap Bhinneka Tunggal Ika, semboyan "Berbeda-beda tetapi tetap satu". Penampilkan pakaian adat memperkuat identitas nasional Indonesia, “Beragam Dalam Bersatu”, memperkuat citra kemerdekaan, bertumbuh dan berdaya saing global.
Penampilan Budaya Lokal, seperti pelbagai tarian daerah menunjukkan keindahan dan keunikan budaya nasional dengan identitas local (Santoso, DKK, 2023). Juga Pakaian Adat oleh peserta upacara, termasuk pejabat negara, tamu undangan, dan perwakilan masyarakat, mengenakan pakaian adat dari seluruh penjuru Indonesia. Sementara Musik Lokal dengan Alunan musik tradisional seperti gamelan, sasando dari Nusa Tenggara Timur, dan alat musik tiup tradisional, menciptakan suasana sakral, penuh semangat kebangsaan, memperkuat persatuan ditengah keragaman budaya. Inilah saat merenungkan perjuangan kemerdekaan dan identitas nasional. Upacara tersebut dengan pakaian adat daerah menjadi kekayaan budaya Indonesia.
Budaya Bangsa yang Kuat
Ilustrasi Kebaya Wanita (Pixabay)
Budaya bangsa mencakup nilai, tradisi, kepercayaan, dan warisan budaya, memainkan peran membentuk identitas nasional dan kesadaran kolektif masyarakat. Ketika budaya bangsa kuat dan terpelihara, mencipta kebanggaan dan kohesi sosial antara warga negara.
Negara yang berhasil memadukan budaya dalam pelbagai organisasi nasional, dapat meningkatkan daya saing di kancah global. Contoh, negara yang menjadikan budaya sebagai merek nasional, seperti Jepang budaya popnya, Korea Selatan K-pop dan K-drama. Budaya kuat menjadi bagian integral identitas nasional menarik dimata dunia, meningkatkan kekuasaan lunak (soft power) dari budaya, bukan dari militer, mampu menarik perhatian dunia, dan daya saing ekonomi (Kroenig DKK, 2010).
Budaya bangsa yang kuat, jika dikelola baik melalui manajemen strategis, dapat menjadi pilar penting meningkatkan daya saing bangsa (Pederzini, 2016), tidak hanya mendukung ekonomi tetapi juga memperkuat identitas nasional di panggung global.
Manajemen Strategis dan Daya Saing Bangsa
Manajemen strategis adalah perencanaan, implementasi, evaluasi kegiatan dan budaya, dirancang untuk mencapai tujuan jangka panjang organisasi atau negara (Pellessier & Kruger, 2011). Dalam konteks bangsa, strategis merumuskan kebijakan pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya. Strategi ini mempertimbangkan kekuatan budaya bangsa sebagai sumber daya saing bangsa.
Daya saing bangsa merujuk kemampuan negara bersaing secara efektif di pasar global. Keunggulan kompetitif memungkinkan negara menarik investasi, industrialisasi, dan meningkatkan kesejahteraan warganya.
Umumnya negara dengan budaya kuat, memiliki daya saing. Budaya bangsa yang kuat dapat mentransformasi korporasi menghasilkan budaya kompetitif yang kuat (Samad DKK, 2018); serta mewujudkan daya saing produk di pasar, juga akan menghasilkan daya saing bangsa di pasar global. Namun bukan Negara berkompetisi, tetapi perusahaan di negara tersebut (Porter, 1985). Budaya tidak hanya perkaya identitas nasional, tetapi dapat juga menjadi sumber inovasi ekonomi dan diplomasi. Contoh negara maju, memiliki budaya bangsa yang kuat dan menghasilkan daya saing di pasar internasional, antara lain:
Jokowi dan Iriana Pakai Kebaya (Instagram)
1. Jepang: Kuat Budaya Bangsa, kaya tradisional, seperti kimono, upacara minum teh, bonsai, ikebana (seni merangkai bunga), seni bela diri seperti judo dan karate. Jepang juga memiliki budaya pop yang berpengaruh seperti anime, manga, dan video game, yang menjadi fenomena global. Mereka memiliki Daya Saing sebagai kekuatan ekonomi terbesar di dunia, dikenal inovasi teknologi, kualitas produk, dan efisiensi industry; serta banyak perusahaan besar dengan produknya ditiap lokasi dunia, seperti Toyota, Sony, dan Panasonic.
Baca juga: Ibu Kota Nusantara sebagai Kota Unik
2. Korea Selatan: Kuat Budaya Bangsa, seperti K-pop, K-drama, serta kuliner khas seperti kimchi dan bulgogi. Gelombang Hallyu (Korean Wave) menyebar ke seluruh dunia, budaya Korea dihargai secara global. Mereka memiliki Daya Saing, dalam teknologi, manufaktur, hiburan, dengan perusahaan Samsung dan LG yang memimpin pasar global.
3. Jerman, memiliki Budaya Bangsa yang Kuat, kaya musik klasik, filsafat, dan sastra. Festival seperti Oktoberfest di Munich dan Karnaval di Cologne cerminan kekuatan budaya. Jerman juga memiliki tradisi ilmiah dan teknologi tinggi, dengan. kekuatan ekonomi terbesar di Eropa dan salah satu terbesar di dunia; dikenal keunggulan teknologinya, dengan merek industry otomotif seperti BMW, Mercedes-Benz, Volkswagen.
4. China, memiliki Budaya Bangsa yang Kuat, budaya tua menjadi modern, seni bela diri, kaligrafi, seni rupa, dan festival tradisional Tahun Baru Imlek; memiliki budaya global peninggalan sejarah Tembok Besar dan Kota Terlarang. China merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia dan berdaya saing tinggi, harga produk kompeetitif dari manufaktur, teknologi, perdagangan internasional.
5. Singapura, memiliki warisan Budaya Sukses, memadukan modernitas dengan pelestarian warisan budaya. Distrik seperti Chinatown, Little India, dan Kampong Glam adalah warisan budaya dilestarikan di tengah modernisasi urban; dikenal nilai efisiensi, stabilitas politik, dan kebijakan ekonomi pro-bisnis, serta daya tarik investasi asing.
Bagaimana Indonesia negara kita? Indonesia memiliki Budaya Bangsa Kuat, dikenal keanekaragaman budaya, mencakup lebih 300 kelompok etnis, bahasa, adat istiadat berbeda. Kekayaan budaya mencakup pakaian adat, tarian tradisional, musik gamelan, upacara keagamaan seperti Nyepi di Bali atau Sekaten di Jawa. Warisan budaya Indonesia diakui UNESCO, seperti batik, wayang, dan keris. Maka budaya Indonesia tidak hanya penting secara lokal, juga secara global. Industri pariwisata paling kompetitif di dunia, dengan kontribusi signifikan terhadap PDB. Destinasi wisata memadukan keindahan alam dengan budaya lokal, seperti Bali dan Yogyakarta, menarik jutaan wisatawan setiap tahun. Industri Kreatif berkembang pesat, termasuk fesyen, kuliner, dan seni. Batik menjadi produk ekspor dan simbol kuat identitas Indonesia.
Dapat disimpulkan bahwa budaya bangsa yang kuat dapat menjadi pendorong utama daya saing global. Karena budaya bangsa yang kuat ini akan bertransformasi kepada korporasi/ perusahaan yang menghasilkan budaya perusahaan yangg kuat.Suatu korporasi/perusahaan yang memiliki sumber daya dengan budaya yang kuat akan lebih mudah mengimplementasikan manajemen strategis. Pada akhirnya korporasi/perusahaan tersebut akan lebih mudah mencapai daya saing produk di pasar global. Resultante dari korporasi /perusahaan yang memiliki daya saing produk barang dan jasa di pasar global akan menghasilkan daya saing bangsa di pasar global. Bukan Negara yang berkompetisi, tetapi korporasi/ perusahaan yang dimiliki oleh negara tersebut( Porter, 1985), seperti contoh negara yang budaya yang kuat seperti Jepang, Korea Selatan, Jerman, China, Singapore, dan diharapkan Indonesia segera menyusul negara yang sudah berskala global.Budaya tidak hanya memperkaya identitas nasional tetapi juga berkontribusi secara signifikan terhadap ekonomi, inovasi, dan kekuatan diplomasi suatu negara
Kesimpulan
Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-79 di IKN Nusantara dan Istana Negara Jakarta meriah penuh makna, dengan penekanan budaya lokal, pakaian adat, dan musik tradisional. Suasana ini mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika, memperkuat identitas nasional, kebanggaan keragaman budaya di panggung nasional dan internasional.
Budaya bangsa yang kuat, jika dikelola dengan baik melalui manajemen strategis, menjadi pilar meningkatkan daya saing bangsa. Dengan memanfaatkan budaya secara strategis, negara menciptakan keunggulan, tidak hanya mendukung ekonomi, juga identitas nasional di panggung global.