Nusantaratv.com - Badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) akan membayar gaji bulanan guru Afghanistan setidaknya selama dua bulan.
Hal itu dikatakan UNICEF pada Minggu (20/2/2022), seperti dilaporkan Reuters. Afghanistan menghadapi krisis ekonomi karena sanksi terhadap pemerintahan Taliban, hingga mengakibatkan gaji guru belum dibayar selama berbulan-bulan.
UNICEF pada Minggu (20/2/2022) menyebutkan pembayaran sekitar US$100 atau sekitar Rp1, 4 juta per bulan, akan dibayarkan dalam mata uang lokal kepada sekitar 194.000 guru sekolah dasar dan menengah untuk Januari dan Februari, dan akan didanai oleh Uni Eropa (UE).
"Setelah berbulan-bulan ketidakpastian dan kesulitan bagi banyak guru, kami senang untuk memberikan dukungan darurat kepada guru sekolah umum di Afghanistan yang telah berusaha keras untuk membuat anak-anak belajar," kata Mohamed Ayoya, perwakilan UNICEF Afghanistan.
Negara itu berada dalam krisis ekonomi sejak Taliban mengambil alih Agustus lalu ketika pasukan asing menarik diri. Pembatasan pada sektor perbankan karena sanksi dan penghentian pendanaan pembangunan membuat pemerintahan baru berjuang untuk membayar banyak gaji sektor publik, termasuk untuk guru.
Taliban sendiri masih belum jelas terkait rencana mereka di sektor pendidikan terutama bagi kaum perempuan. Karena banyak dari kaum perempuan ini yang masih tidak dapat menghadiri sekolah menengah di sejumlah besar provinsi.
Namun, kelompok itu mengatakan sedang mengerjakan rencana untuk mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah dan akan membuka universitas bulan ini dengan kehadiran perempuan.