Nusantaratv.com - Banyak lembaga survei memaparkan hasil survei mereka terkait elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) di Pemilu 2024. Hasilnya mayoritas memenangkan pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sedikit berbeda, hasil survei terbaru Timur Barat Research Center (TBRC) memperlihatkan Prabowo-Gibran unggul di bawah 42,6 persen.
"Lalu disusul oleh pasangan Ganjar-Mahfud sebanyak 28,1 persen dan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebanyak 17,4 persen, serta yang tidak menjawab sebanyak 11,9 persen," tutur Direktur Eksekutif TBRC, Johanes Romeo Sabtu (8/2/2024).
Meski begitu, hasil survei ini menggunakan pertanyaan yang diajukan secara terbuka. Pertanyaan tersebut yaitu, 2.200 responden ditanyakan capres-cawapres mana yang akan dipilih jika pilpres digelar hari ini. Sedang dengan menggunakan pertanyaan yang sama tapi tertutup dengan menggunakan kuesioner, hasilnya berbeda.
"Pasangan Prabowo-Gibran dipilih sebanyak 51,4 persen dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud dipilih sebanyak 29,1 persen dan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dipilih sebanyak 18,2 persen. Sedangkan yang tidak memilih sebanyak 1,3 persen," tuturnya.
Survei dilakukan pada 27 Januari hingga 6 Februari 2024. Penelitian dilakukan di 480 kabupaten/kota di Indonesia dengan sampel 2.200 warga negara Indonesia yang terdaftar dalam DPT, dengan metode multistage random sampling. Survei memiliki margin of error 2,05 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Ia menjelaskan, tingginya tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran karena mayoritas pemilih dipengaruhi oleh gerakan politik dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama berlangsungnya masa kampanye.
"Dimana sebanyak 78,9 persen dari 51,4 persen yang memilih Prabowo-Gibran menyatakan mereka memilih karena faktor dari Jokowi yang mendukung Prabowo-Gibran dalam setiap gerak tubuh dan simbol simbol serta yang dilakukan Jokowi yang mengarah pada pasangan calon nomor urut 2, selebihnya 21,1 persen dari 51,4 persen pemilih Prabowo-Gibran memilih karena faktor ketokohan Prabowo Subianto," papar dia.
Sedangkan yang memilih Ganjar-Mahfud, dipengaruhi oleh strategi kampanye paslon itu yang banyak turun ke masyarakat bawah. Serta pengaruh dari koalisi parpol yang mengusung Ganjar-Mahfud.
"Begitu juga dengan pasangan Anies Baswedan tingkat keterpilihannya lebih mayoritas karena framing dari faktor ketokohan Anies Baswedan sebagai simbol perubahan," katanya.
Adapun hasil survei ini, tak beda jauh hasil dengan survei yang dilakukan TBRC pada periode 30 Desember 2023-8 Januari 2024.
"Jika demikian dari hasil survei Timor Barat Research Center memungkinkan Pilpres akan terjadi satu putaran dan dimenangkan oleh pasangan Prabowo-Gibran," jelas Johanes.
Pengamat politik yang juga dekan Universitas Pamulang (UNPAM), Yusal Farchan terus naiknya elektabilitas Prabowo-Gibran jelang pemilihan lantaran adanya faktor dari Jokowi.
"Kalau saya lihat unggulnya Prabowo -Gibran dari paslon lainnya karena adanya faktor dari bayang-bayang Presiden Jokowi," ujar Yusak.
Ia mengatakan, tren naiknya elektabilitas Prabowo-Gibran di beberapa daerah di Indonesia seperti di Jawa Timur, Jawa Barat , Sumatra, karena pemilih Jokowi di tahun 2019 yang lebih setuju mengalihkan pilihannya kepada paslon Prabowo-Gibran.
"Banyak juga para investor ekonomi yang lebih percaya dan mendukung pasangan Prabowo-Gibran di pilpres 2024," tutur Yusak.
Ia menjelaskan, bahwa yang menambah naiknya elektabilitas Prabowo-Gibran karena adanya gerakan Jokowi di tengah-tengah masyarakat dalam kegiatannya, seperti memberikan bantuan sosial (bansos), dan program yang menyentuh hati masyarakat.
"Walaupun Jokowi tidak ikut dalam kampanye Prabowo-Gibran, namun publik melihat jika Jokowi lebih mendukung anaknya Gibran di pilpres 2024," kata dia.
Menurutnya, apabila tren elektabilitas Prabowo- Gibran tetap bertahan atau unggul, maka kemungkinan Pilpres 2024 hanya berlangsung satu putaran.