Gunakan Kata 'Keling' dalam Pidato, PM Malaysia Dihujat Warga Keturunan India

Nusantaratv.com - 27 Desember 2023

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim/ist
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim jadi sasaran kemarahan warga keturunan India di Negeri Jiran. Pasalnya Anwar dianggap telah menghina komunitas India karena menggunakan kata  Keling dalam pidatonya pada Kamis, (21/12/2023) pekan lalu yang mendukung manfaat belajar bahasa.         

Anwar memuji laksamana poliglot terkenal abad ke-15 Hang Tuah, karena berbicara bahasa Melayu dan “Siam”, serta “bahasa Keling”, merujuk pada wilayah Kalinga yang bersejarah di India bagian timur.

Meskipun keling dulunya merupakan istilah yang netral, kini istilah tersebut dipahami secara luas sebagai istilah yang menggambarkan komunitas India di Malaysia dengan kata-kata yang merendahkan. 

Komentar Anwar ini langsung memicu badai kemarahan terutama dari para komentator dan politisi keturunan India. Tak ingin menimbulkan kesalahpahaman Anwar pun meminta maaf dan mengatakan bahwa dia hanya mengutip teks sejarah dan tidak bermaksud menghina.

“Saat ini istilah keling kurang disukai banyak orang, jadi saya tidak menggunakannya. Saya hanya mengutip buku itu,” kata Anwar pada Sabtu, (23/12/2023) menanggapi reaksi dan kemarahan publik.

“Jika ada kesalahpahaman, saya minta maaf. Bukan itu maksud saya," imbuhnya.

Walau menerima permintaan maaf Anwar, beberapa pemimpin terkemuka India termasuk mantan Wakil Ketua Menteri Penang P. Ramasamy menolak penjelasan perdana menteri tersebut.

Baca juga: Malaysia Larang Kapal dari Israel Berlabuh

“Sebagai perdana menteri negara ini, dia (Anwar) seharusnya peka terhadap hinaan yang ditujukan terhadap komunitas India,” kata Ramasamy.

“Apa pun cara dia membenarkan penggunaan kata ‘K’, kata itu menghina,” tegasnya, mengutip okezonecom. 

Yang lain menyuarakan kemarahan dan kekecewaan terhadap sang perdana menteri. 

“PM seharusnya tidak menggunakannya,” kata aktivis pengungsi Mahi Ramakrishnan. “Apakah dia tidak mengetahui isu-isu yang muncul karena penggunaan kata tersebut? Apakah dia tidak sadar akan perdebatan sengit itu?”

Malaysia yang multikultural berusaha mempertahankan keharmonisan antar etnisnya, yang pernah mengalami gesekan dan kerusuhan ras pada akhir tahun 1960-an antara mayoritas penduduk Melayu dan komunitas Tionghoa di Kuala Lumpur. Bentrokan serupa – meskipun lebih kecil dan lebih terlokalisasi – terus terjadi selama bertahun-tahun, beberapa di antaranya melibatkan warga India.

Komunitas India di Malaysia, yang berjumlah lebih dari 2 juta orang pada 2020, telah lama mengalami diskriminasi rasial mulai dari kesulitan mendapatkan pekerjaan hingga menyewa rumah. Beberapa anggota masyarakat telah ditekan untuk melakukan kejahatan dan gangsterisme, sehingga berkontribusi pada kemungkinan penangkapan yang tidak proporsional serta kematian dalam tahanan, yang seringkali tidak dihukum.

 

 

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close