Gulkarmat DKI Sebut Masyarakat Berperan Minimalkan Risiko Kebakaran

Nusantaratv.com - 23 Januari 2024

Petugas Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur telah memadamkan api di sebuah rumah, Jalan Kumbang RT 006/RW 06 No.32 Kelurahan Batu Ampar (Condet), Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (17/1/2024). ANTARA/HO-Sudin Gulkarmat Jakarta Timur
Petugas Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur telah memadamkan api di sebuah rumah, Jalan Kumbang RT 006/RW 06 No.32 Kelurahan Batu Ampar (Condet), Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (17/1/2024). ANTARA/HO-Sudin Gulkarmat Jakarta Timur

Penulis: Habieb Febriansyah

Nusantaratv.com - Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta menyebut masyarakat mempunyai peran penting  dalam mengurangi risiko kebakaran terutama yang menimbulkan kerugian besar.
 
"Berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat. Jadi yang menarik, angka kebakaran yang bisa dipadamkan oleh masyarakat juga ikut meningkat, karena adanya pembinaan yang kita lakukan," kata Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
 
Satriadi menyebut telah menambah tujuh pos pemadam kebakaran di wilayah Jakarta untuk merespons lebih cepat jika ada kejadian atau laporan kebakaran.

Pos-pos tersebut juga ditempatkan di lingkungan dekat masyarakat untuk mempermudah tindakan.
 
"Ada 159 pos pemadam di DKI Jakarta, nah untuk 2024 sampai dengan saat ini hampir 170-an, dan ini terus ditambah sekitar tujuh," ujar Satriadi.
 
Menurut Satriadi, kebakaran bukan merupakan bencana sebenarnya, tetapi kebakaran menjadi sebuah risiko karena beberapa faktor seperti kelalaian masyarakat.

Berdasarkan data 2023, frekuensi dugaan penyebab kejadian kebakaran paling tinggi yakni korsleting listrik sebanyak 1.216 kasus (53,19 persen).
 
Lalu penyebab dugaan gas sebanyak 205 kasus (8,97 persen), membakar sampah 337 kasus (14,74 persen), rokok 130 kasus (5,69 persen), dan penyebab lainnya seperti obat nyamuk bakar, korek api, mobil, dan seterunya sebanyak 397 kasus (17,37 persen).
 
"Jadi yang menarik, angka kebakaran yang bisa dipadamkan oleh masyarakat pun meningkat, karena ada pembinaan yang kita lakukan," ucap Satriadi.
 
Sepanjang 2023, frekuensi kejadian kebakaran yang diatasi masyarakat sebanyak 86 kasus di Jakarta Pusat, 64 kasus di Jakarta Utara, 93 kasus di Jakarta Barat, 102 kasus di Jakarta Selatan, dan 42 kasus di Jakarta Timur.
 
Sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat, kata Satriadi juga terus dilakukan Dinas Gulkarmat DKI melalui kepala satuan tugas (kasatgas) yang ada di 267 kelurahan di Jakarta. Sehingga, masyarakat yang selama ini konsepnya hanya bisa menyaksikan kebakaran kini sudah dapat melakukan tindakan pencegahan kebakaran lebih besar.
 
Sebelumnya, Satriadi menjelaskan kasatgas di setiap kelurahan Jakarta itu berperan untuk melakukan pembinaan masyarakat terkait bagaimana mengatasi jika terjadinya kebakaran di lingkungan terdekat. Pembinaan tersebut mencakup sosialisasi, pelatihan kepada masyarakat, dan memberikan sarana dan prasarana kebakaran mandiri seperti alat pemadam api ringan (APAR).
 
Satriadi menyebut upaya tersebut dilakukan dengan adanya perubahan struktur organisasi tata kerja di Gulkarmat DKI Jakarta termasuk di tingkat kelurahan dengan hadirnya jabatan kasatgas.

Selain itu, pertolongan Dinas Gulkarmat DKI terhadap laporan atau permintaan bantuan dari masyarakat juga semakin cepat, mulai dari kebakaran rumah, ataupun evakuasi adanya ular, penyelamatan kucing, dan lain-lain.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close