Gubernur Laiskodat Sebut PLN Jadi Penghambat Utama Pembangunan di NTT

Nusantaratv.com - 12 Juli 2022

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Foto (Istimewa)
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Foto (Istimewa)

Penulis: Gabrin

Nusantaratv.com - Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menyebut Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi penghambat utama pembangunan di  Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Gubernur Laiskodat mengatakan, biaya listrik yang dibayarkan masyarakat NTT lebih mahal ketimbang provinsi lainnya.

Ia menjelaskan, jumlah per kWh yang dibayarkan oleh masyarakat NTT sebanyak 28 sen dollar, lebih mahal dibandingkan provinsi lainnya.

Untuk itu, kata Laiskodat, pemerintah perlu membenahi regulasi yang mendukung berbagai Energi Baru Terbarukan (EBT) yang potensial di NTT.

"PLN merupakan penghambat utama pembangunan energi terbarukan ini menurut saya," ujar Gubernur NTT saat pelantikan Ketua Kadin Provinsi NTT, Bobby Lianto di Aula El Tari Kupang, Senin (11/7/2022) melalui Victorynews.id

Menurut Laiskodat, NTT mampu mengembangkan energi terbarukan tetapi regulasi saat ini belum menjamin listrik yang dihasilkan nantinya akan dipakai.

"Masalahnya regulasi, yang mana PLN harus beli dulu baru jual lagi ke rakyat kami," katanya.

NTT, lanjut Dia, memiliki energi terbarukan yang melimpah luar biasa seperti panas bumi, angin, yang mana tidak kalah dengan China bila dikembangkan.

"Lalu provinsi ini dari mana miskinnya? Kami sebagai kaya luar biasa dan persoalannya kami diperhambat oleh Jakarta," ungkapnya.

Gubernur Laiskodat juga mengkritisi kebijakan negara yang memberikan wewenang hanya kepada PLN untuk mengelola listrik dimana seharusnya pihak lain juga mampu memproduksi energi.

"Saya sudah sampaikan ke teman-teman, jika PLN tidak membeli, maka Provinsi NTT akan berjalan sendiri dan bangun sendiri transmisi," katanya.

Sebelumnya, 9 Juli 2022 Viktor juga mengungkapkan ini di Aula Gereja Assumpta Kupang dalam penyerahan sumbangan pendidikan putra-putri anggota Kebbo Uma.

Ia menyebut NTT lebih mahal membayar listrik dibandingkan dengan DKI Jakarta.

"Hari ini kita adalah provinsi yang sangat mahal membayar listrik. Satu bulan kita bayar 1 kWh itu 28 sen dollar. Kita salah satu pembayar listrik termahal di NTT. Kalau di Jakarta 1 kWh hanya 6 sen dollar. Ini pakai energi fosil," ungkap dia

Laiskodat pada saat itu menyebut NTT diabaikan oleh pusat soal pemanfaatan energi terbarukan.

Sementara bila saat ini sudah mulai serius digarap maka 3 hingga 4 tahun mendatang NTT dapat mandiri listrik dari berbagai potensi tersebut.

Kita akan menggunakan energi terbarukan dengan maksimun penghematan biaya," ungkapnya

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close