Nusantaratv.com - Pada 8 Juni 2023, pukul 00:04:55 WIB Provinsi Yogyakarta dan sekitarnya dikejutkan guncangan gempa dengan maginituda 6.0 Scala Richter (SR) dengan kedalaman 10 km.
Gempa yang berpusat di Samudera Hindia pada koordinat 9,15 LS dan 110,69 BT tersebut menurut Badan Geologi diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif pada zona prismatik akresi dengan mekanisme sesar naik dan berarah relatif barat laut-tenggara.
"Gempa bumi terjadi pada hari Kamis, tanggal 8 Juni 2023, pukul 00:04:55 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di Samudera Hindia pada koordinat 9,15 LS dan 110,69 BT, dengan magnitudo (M6,0) pada kedalaman 10 km, berjarak sekitar 132,2 km selatan Kota Wonosari, Provinsi DIY dan 114,6 km selatan-barat daya Kota Kota Pacitan, Provinsi Jawa Timur," ujar Kepala Badan Geologi Sugeng Mujiyanto di Bandung, seperti dilansir dari laman Kementerian ESDM, Jumat (9/6/2023).
Kondisi geologi dan penyebab gempa bumi tersebut, dijelaskan Soegeng, terjadi pada wilayah yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi adalah pantai selatan Provinsi DIY dan Jawa Timur.
Wilayah tersebut pada umumnya merupakan morfologi dataran pantai yang berbatasan pada bagian utara dengan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal. Secara umum wilayah tersebut tersusun oleh dominan tanah keras/batuan lunak (kelas C) dan sebagian lagi merupakan tanah sedang (kelas D) dan tanah lunak (kelas E).
"Batuan daerah terdampak tersebut tersusun dari batuan berumur Tersier yang terdiri dari batuan sedimen, batugamping dan batuan rombakan gunung api dan endapan. Sebagian batuan berumur Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi," jelasnya.
"Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, data mekanisme sumber dari BMKG dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi tersebut diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif pada zona prismatik akresi dengan mekanisme sesar naik dan berarah relatif barat laut-tenggara," tambah Sugeng.
Hingga kini diinformasikan, kejadian gempa ini tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan. Guncangan gempa bumi terasa cukup luas di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.
Menurut data BMKG guncangan gempa bumi di daerah selatan Yogyakarta terasa pada skala intensitas IV-V MMI (Modified Mercally Intensity), di Pacitan dan Ponorogo pada skala IV MMI.
"Kejadian gempa bumi tersebut tidak menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami meski daerah pantai selatan Jawa tergolong rawan bencana tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari 3 meter," ungkap Sugeng.
Badan Geologi menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan tetap mengikuti arahan dari petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
"Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang kekuatannya lebih kecil. Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) seperti retakan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi," tukas Sugeng.