Nusantaratv.com - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengungkapkan pihaknya bakal mengkaji ulang kebijakannya terhadap Amerika Serikat (AS) setelah Washington memveto permohonan negaranya menjadi anggota penuh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), pada pekan ini.
"Otoritas Palestina akan mengkaji kembali hubungan bilateral dengan Amerika Serikat untuk melindungi kepentingan rakyat kami, tujuan kami dan hak-hak kami," ujar Abbas kepada kantor berita Palestina WAFA, Sabtu (20/4/2024), seperti dilaporkan Sputnik.
Abbas menilai veto AS terhadap permohonan keanggotaan tetap Palestina di PBB tersebut merupakan "agresi terang-terangan terhadap hak, sejarah, tanah, dan kesucian rakyat Palestina.
Dia menambahkan, veto AS terhadap upaya Palestina mendapatkan keanggotaan penuh PBB dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan (DK) PBB pada Kamis (18/4/2024), juga menantang keinginan dari masyarakat internasional.
"Saat dunia menyetujui penerapan hukum internasional dan mendukung hak Palestina, Amerika terus mendukung pendudukan, serta menolak untuk memaksa Israel menghentikan perang genosida," urainya.
Negara Adikuasa itu, kata Abbas, justru memasok senjata dan dana ke Israel untuk digunakan terus membunuh anak-anak Palestina menghancurkan rumah-rumah rakyat Palestina.
Sementara itu, utusan Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan AS hampir sepenuhnya terisolasi selama pengambilan suara di Dewan Keamanan PBB pada 18 April lalu. Setidaknya 12 negara lainnya menyetujui keanggotaan penuh Palestina di PBB, sedangkan Inggris dan Swiss memilih abstain.