Nusantaratv.com - Menteri Kebudayaan Fadli Zon memberikan pandangannya mengenai peran budaya sebagai kekuatan "soft power" yang dapat digunakan untuk memperkuat citra positif Indonesia dalam era globalisasi.
Dia menekankan pentingnya memanfaatkan kekayaan budaya Indonesia untuk meningkatkan pengaruh negara ini di kancah internasional.
"Saya rasa kita harus bisa menjadikan budaya kita sebagai kekuatan. Di era globalisasi ini, kita melihat bagaimana negara-negara besar memanfaatkan soft power untuk memperluas pengaruh mereka, bukan lewat kekuatan ekonomi atau militer, tetapi melalui budaya," ujar Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada acara Dies Natalis ke-85 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia, yang dikutip dalam siaran pers pada Jumat, 6 Desember 2024.
Fadli juga mengungkapkan pentingnya nilai-nilai luhur seperti toleransi, gotong royong, dan hubungan erat dengan alam, yang merupakan bagian dari budaya Indonesia, yang menurutnya merupakan aset berharga yang bisa memberikan kontribusi besar untuk perdamaian, peradaban, dan kesejahteraan umat manusia.
Dia menambahkan, dengan pendekatan yang inklusif dan harmonis, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadikan kebudayaan sebagai kekuatan soft power.
Hal ini melibatkan upaya untuk membangun hubungan antarnegara, memperkuat diplomasi budaya, dan memperluas pengaruh positif Indonesia di panggung internasional.
Dalam acara yang juga disiarkan langsung melalui YouTube tersebut, Menteri Kebudayaan memberikan apresiasi terhadap peran FIB Universitas Indonesia yang telah berkontribusi selama 85 tahun dalam menggali, melestarikan, dan mengembangkan budaya Indonesia.
"Perayaan Dies Natalis ini bukan hanya sebagai perayaan perjalanan panjang, tetapi juga sebagai refleksi atas tanggung jawab besar kita bersama untuk memastikan bahwa kebudayaan menjadi inti dari pembangunan bangsa," tambahnya.
Fadli menutup sambutannya dengan mengajak semua pihak untuk menjadikan kebudayaan sebagai landasan dalam membangun masa depan yang lebih cerah, harmonis, dan bermartabat.
"Kebudayaan adalah jiwa bangsa, penjaga identitas, dan kekuatan yang menyatukan rakyat. Melalui kebudayaan, kita tidak hanya belajar dari masa lalu, tetapi juga membangun masa depan," imbuhnya.
Selain pidato kebudayaan oleh Menteri Kebudayaan, acara tersebut juga diisi dengan orasi ilmiah oleh Guru Besar Ilmu Sejarah FIB UI, Prof. Dr. R. Tuty Nur Mutia, S.S., M.Hum.
Pada kesempatan itu, dia menyampaikan orasi yang berjudul "Membangun Poros Maritim Dunia, Bersinergi dengan Belt-Road Initiative di Era Jokowi".
Acara tersebut ditutup dengan pemotongan dan penyerahan nasi tumpeng yang diberikan kepada Menteri Kebudayaan dan beberapa tamu penting lainnya oleh Dekan FIB UI, Dr. Bondan Kanumoyoso, S.S., M.Hum., sebagai ungkapan syukur atas perayaan Dies Natalis ke-85 FIB UI.
Perayaan ini menjadi momen penting untuk memperkuat kerja sama antara dunia akademik dan pemerintah dalam melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya Indonesia.
Acara Dies Natalis ke-85 FIB UI juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan kebudayaan, seperti pameran seni, diskusi budaya, dan pertunjukan tradisional, dengan tema "Kearifan Lokal dalam Dunia Maritim Nusantara".