Nusantaratv.com - Pertumbuhan ekonomi global telah menghadapi tantangan sejak beberapa tahun terakhir. Hal itu tentunya berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Mengingat, Bank Dunia juga memperkirakan dalam dua tahun ke depan, perekonomian Indonesia hanya tumbuh di bawah 5 persen atau sekitar 4,9 persen per tahun pada periode 2024-2026.
Guna membahas hal tersebut, Grup Media TV Nusantara menyelenggarakan acara diskusi bertajuk Nusantara Economic Outlook (NEO) Conference 2024 Optimism for Indonesia Economy 2024 yang berlangsung di East Java Ballroom, Hotel Westin Jakarta, pada Selasa, 23 Januari 2024.
Founder Core Indonesia, Hendri Saparini memaparkan apa yang akan terjadi dan bagaimana pertumbuhan ekonomi di tahun 2024.
Menurut Hendri Saparini, ekonomi di Indonesia akan tetap tumbuh positif dan masih jauh dari tanda-tanda krisis. Akan tetapi pertumbuhan tersebut tidak naik secara signifikan. Diprediksikan tahun ini ekonomi Indonesia hanya tumbuh sekitar 5 persen.
"Pertumbuhan ekonomi kita akan tetap tumbuh positif dan tanda-tanda krisis itu masih jauh dari kita jadi kalau kita hanya berharap tahun ini kita akan tumbuh positif sekitar 5%, tapi kalau kita diskusi satu hari kemungkinan bisa tumbuh lebih tinggi tapi saat ini hanya satu jam. Yang pasti kita ada masalah dalam sumber ekonomi," jelas Hendri Saparini.
"Core Indonesia sudah mempresentasikan dan memberikan pemaparan setiap akhir tahun. Kita juga memberikan paparan tentang proyeksi ekonomi yang itu akan kita lakukan evaluasi setiap kuartal jadi nanti pada bulan April kami akan memaparkan apakah proyeksi kami masih tepat atau tidak kemudian kita ada review dan pada akhir tahun kita akan kembali menyampaikan Outlooknya," sambung Hendri.
Menurut Hendri Saparini, apa yang dipaparkan oleh Presiden Komisaris NT Corp Dr. Ir. Nurdin Tampubolon, M.M., soal adanya masalah eksternal pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena masih ada ketidakpastian Global untuk tahun 2024 itu benar.
Selain itu, lanjut Hendri, Indonesia juga perlu menjaga sektor inflasi agar perekonomian tetap stabil dan terus tumbuh meski terkena dampak dari ekonomi global.
"Tetapi juga ada hal yang kita harapkan itu ada perbaikan yakni inflasi kita dengan inovasi sangat tinggi mulai dari covid kemudian pada saat terjadi konflik dimulai dari konflik Rusia dan Ukraina," jelas Hendri.
Namun Hendri menuturkan kalau inflasi di Indonesia itu sudah mulai mereda meski masih banyak hal yang mengganggu kestabilan ekonomi baik global maupun domestik.
"Tetapi sebenarnya inflasi itu sudah mulai merenda, tekanan inflasi global itu sudah mulai melambat kemudian juga ada hal-hal lainnya yang kita hadapi saat ini salah satunya adalah cuaca ekstrim yang itu dapat merubah coast production dari para pengusaha kita. Sebab tidak hanya karena harganya mahal tapi juga karena ada kebijakan-kebijakan Global yang berubah seperti misalnya Protectionism yang mengganggu global splicing yang membuat kita tidak mudah mendapatkan barang-barang dan di internal kita juga mendapatkan beberapa hal yang akan kita diskusikan termasuk inflasi luar negeri dengan inflasi di dalam negeri," jelas Hendri.
"Dalam kondisi seperti ini kita tidak perlu khawatir karena inflasi masih sekitar 3% dari tahun 2024 itu inflasi bisa terkendali karena ada daya beli yang masih cocok sehingga di mana dari segi deman akan ada pengurangan walaupun dari sisi importir masih ada peningkatan dari harga kemudian juga ada perdagangan kalau kita melihat bahwa pertumbuhan ekonomi global kita melambat itu Iya, apakah kemudian berdampak terhadap ekonomi di Indonesia Iya, Tapi apakah dampaknya itu besar untuk Indonesia saya jawab tidak," beber Hendri Saparini.
Hendri juga memastikan kalau dampak ekonomi global berbeda disetiap negara, bahkan Indonesia dan Malaysia memiliki angka yang sangat jauh untuk terjadinya inflasi.
Apalagi Indonesia 2024 sudah tahu bahwa porsi konsumsi rumah tangga itu sekitar 55% porsi konsumsi dari pemerintah lewat APBN dan APBD yaitu sekitar 18 sampai 20% artinya 3/4 ekonomi pergerakan ekonomi kita itu porsinya masih dibantu oleh masyarakat dan pemerintah. Artinya hanya 25% yang berpengaruh dari ekspor para investor global.
Antara Indonesia dengan Malaysia maka dampak ekonomi global sangat berbeda karena porsi perdagangan dan investasi di Malaysia terhadap PBB mereka jauh lebih besar dibandingkan Indonesia.
Di Indonesia 2024 kita sudah tahu bahwa porsi konsumsi rumah tangga itu sekitar 55% porsi konsumsi dari pemerintah lewat APBN dan APBD yaitu sekitar 18 sampai 20% artinya 3/4 ekonomi pergerakan ekonomi kita itu porsinya masih dibantu oleh masyarakat dan pemerintah. Artinya hanya 25% yang berpengaruh dari ekspor para investor global.
"Jadi kalau kita analogika kan seperti antara Indonesia dengan Singapura itu luar biasa ekonominya. Bandung ndingkan Indonesia dengan Malaysia maka dampak ekonomi global sangat berbeda karena posisi perdagangan di Malaysia dari Indonesia," pungkas Hendri.
Sebagai informasi, NEO Conference 2024 dihelat di East Java Ballroom, Hotel Westin Jakarta, pada Selasa, 23 Januari 2024.
NEO Conference 2024 menghadirkan narasumber kompeten diantaranya Bahlil Lahadalia (Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal), Firlie H. Ganinduto (Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia/KADIN), Hendri Saparini, Ph.D (Founder Core Indonesia), dan Anggito Abimanyu (Ekonom/Ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM).
Lalu, H.E. Mr. Sandeep Chakravorty (Ambassador of India to Indonesia and Timor Leste), Antonius Hari P.M (Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal OJK), serta Tiza Mafira (Director at Climate Policy Initiative Indonesia).
Kemudian, Maya Rani Puspita (Executive Vice President Keuangan PT PLN -Persero), Dian Asmahani (Brand and Marketing Director Wuling Motors), Yan Sibarang Tandiele (Kepala Pusat Pengawasan Standardisasi Industri Kementerian Perindustrian), dan Azman Nasir (President Director Asia Pacific Energy Industries Council/EIC).
Adapun lima topik utama yang dibahas dalam NEO Conference 2024 yakni Perlambatan Ekonomi, Suku Bunga Tinggi, Geopolitik Timur Tengah, Masa Depan Ekonomi Hijau, dan Transisi Energi di Indonesia.
Diskusi dan pembahasan pada Sesi 1 akan dipandu oleh moderator Tascha Liudmila selanjutnya Patricia Mapaliey sebagai moderator sesi kedua dan terakhir adalah Donny de Keizer.
NEO Conference 2024 juga dihadiri Presiden Komisaris NT Corp Dr. Ir. Nurdin Tampubolon, M.M., Don Bosco Selamun (Presiden Direktur dan Direktur Pemberitaan Nusantara TV), Randy Monthonaro T (Direktur Nusantara TV), dan Adi Prasetya (Pemimpin Redaksi Nusantara TV).
Diskusi dan pembahasan pada Sesi 1 akan dipandu moderator Tascha Liudmila selanjutnya Patricia Mapaliey sebagai moderator sesi kedua dan terakhir adalah Donny de Keizer.
Terselenggaranya NEO Conference 2024 tidak terlepas dari partisipasi perusahaan seperti PLN, MIND ID, Wuling, Toyota, dan Adaro.