Ekonom: Ruang BI menaikkan suku bunga terbuka hingga triwulan I 2023

Nusantaratv.com - 18 November 2022

Ilustrasi - Logo Bank Indonesia terlihat di kantor pusat Bank Indonesia di Jakarta. ANTARA/REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana/pri. (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana/Ajen/Ajeng Dinar Ulfiana)
Ilustrasi - Logo Bank Indonesia terlihat di kantor pusat Bank Indonesia di Jakarta. ANTARA/REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana/pri. (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana/Ajen/Ajeng Dinar Ulfiana)

Penulis: Alber Laia

Nusantaratv.com - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) tetap terbuka hingga triwulan-I 2023.

Menurut dia, sebagaimana Macro Brief yang diterima di Jakarta, Jumat, menaikkan suku bunga acuan merupakan langkah front-loaded, tindakan pre-emptive, dan berwawasan ke depan oleh BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan ekspektasi inflasi di tengah tekanan global maupun domestik.

Hal itu karena Indonesia masih dibayangi ketidakpastian di pasar keuangan global yang dapat menyebabkan permodalan arus keluar, yang memberi risiko terhadap stabilitas nilai tukar rupiah dan tekanan inflasi impor.

Selain itu, lanjutnya, dari dalam negeri pada Oktober 2022 tingkat inflasi mencapai 5,71 persen year on year (yoy), yang mana BI memperkirakan tingkat inflasi umum akan mencapai sekitar 5,6 persen dengan inflasi inti di 3,5 persen pada akhir tahun 2022.

“Dari sisi domestik, kita terus berharap tingkat inflasi berada sekitar 5 – 6 persen yoy, setidaknya sampai semester-I 2023,” kata Faisal.

Dia memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuannya menjadi di level 5,50 persen hingga akhir tahun 2022 dan kemungkinan menjadi di level 5,75 persen pada semester I 2023.

“Karena tekanan datang dari sisi eksternal dan domestik, kami percaya BI melanjutkan kenaikan BI-7DRRR untuk menjamin stabilitas,” kata Faisal.

Sebagaimana diketahui, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 16- 17 November 2022, BI memutuskan menaikkan BI-7DRRR sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen.

“"Keputusan ini sebagai langkah lanjutan secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close