Nusantaratv.com - Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menyiapkan 20 Desa Bambu di wilayah kabupaten itu dalam rangka mendukung program seribu desa bambu di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Nagekeo, Johannes Don Bosco Do kepada wartawan usai mengadakan diskusi bersama Deputi Bidang Koordinasi Pengelola Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Merves, Dr. Ir Nani Hendiarti dan rombongan serta Ketua Dekranasda NTT Julie S. Laiskodat dan pihak Yayasan Bambu Lestari (YBL) di Kampus Desa Bambu, Desa Ratogesa, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, Jumat (04/03/2022).
“Saya menyiapkan 20 desa bambu dari Kecamatan Boawae, Kecamatan Aesesa Selatan, Kecamatan Aesesa, Kecamatan Wolowae dan Kecamatan Nangaroro. Untuk desa-desa yang berada di DAS Aesesa, DAS Aemau dan DAS Waduk Lambo (Waduk Mbay),” ujar Johanes.
Johanes menjelaskan, kedepannya tanaman bambu juga akan dikembangkan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Waduk Mbay yang terletak di Lambo.
“Tadi saya sudah sebutkan kita ada 20 desa, termasuk green belt-nya Waduk (Mbay) Lambo. Itu keharusan, tidak bisa tunda-tunda,” kata Johanes.
Untuk kawasan DAS Aesesa yang menjadi penopang irigasi Mbay, Don menjelaskan akan melibatkan Bappelitbangda Nagekeo untuk melakukan identifikasi lahan-lahan rusak di wilayah hulu yang bermuara ke Aesesa.
“Jadi Bappelitbangda Nagekeo dan Bappeda Ngada akan bertemu mengidentifikasi DAS wilayah hulu hingga akan intervensi pada wilayah hilir Aesesa. Kan hulunya di wilayah Ngada, kita di desa-desa ikutannya,” ujarnya.