Nusantaratv.com - Sebagai upaya meningkatkan pemanfaatan energi bersih secara berkelanjutan, Indonesia memiliki rencana transisi energi menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) di sektor kelistrikan. Bahkan, sesuai kontribusi yang ditetapkan secara Nasional terbaru, Indonesia memiliki peningkatan target menurunkan emisi karbon dari 29% menjadi 31,89%.
Terkait pembiayaan, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia membutuhkan hingga USD 1 triliun pada tahun 2060 untuk investasi energi terbarukan. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antara lembaga keuangan dengan para pengusaha untuk membiaya investasi tersebut.
“Saya mengajak para mitra bisnis dan lembaga keuangan, baik konvensional maupun syariah, untuk ikut berkolaborasi membantu pembiayaan transisi energi di Indonesia untuk mencapai nol-bersih emisi pada tahun 2060,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin ketika menutup acara Side Event G20 “Guarding Energy Transition in Indonesia and Beyond: High Level Policy Discussion on Promoting Investment, Financing, and Development of Renewable and Green Energy” secara virtual, Rabu (26/10/2022).
Dalam acara yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (HIMPUNI) tersebut, Wapres mengungkapkan, pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan transformasi energi menuju EBT melalui pembangunan ekosistem kendaraan listrik dan menargetkan Indonesia dapat memproduksi mobil dan bus listrik.
“Komitmen pemerintah dalam pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik juga diwujudkan dengan menargetkan industri otomotif dalam negeri untuk memproduksi mobil listrik dan bus listrik sebanyak 600 ribu unit pada tahun 2030,” jelas Wapres.
Lebih jauh, adanya penerapan EBT tersebut diharapkan mampu mengurangi konsumsi BBM dan menurunkan emisi CO2 melalui kerja sama antara para pemangku kepentingan.
“Upaya tersebut diharapkan dapat mengurangi konsumsi BBM sebesar 3 juta barrel sampai dengan tahun 2030 serta menurunkan emisi CO2 sebanyak 1,4 juta ton,” tutur Wapres.
“Saya mengajak BUMN maupun pihak swasta untuk dapat berkolaborasi mewujudkan target tersebut,” imbuhnya.
Sebab, menurut Wapres, pembangunan ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi di Indonesia dapat terwujud melalui sinergi dan kolaborasi dari para pihak terkait.
“Tentunya dengan sinergi dan kolaborasi yang baik dari seluruh pihak, akan dapat mengakselerasi pembangunan ekosistem kendaraan listrik terintegrasi di Indonesia,” kata Wapres.
Menutup sambutannya, Wapres berharap, agenda kepemimpinan G20 di Indonesia dapat menjadi implementasi kontribusi bagi keberlangsungan kehidupan umat manusia di seluruh dunia, khususnya transisi energi di Indonesia.
“Saya mengharapkan hasil dari diskusi akan turut menyukseskan tercapainya agenda kepemimpinan Indonesia di G20 dan mendukung implementasi kebijakan transisi energi Indonesia,” pungkas Wapres.
Sebagai informasi, penyelenggaran side event dari Presidensi G20 ini diselenggarakan di International Convention Center Institut Pertanian Bogor pada 25-26 Oktober 2022.
Hadir pada kesempatan tersebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Pj. Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin sebagai narasumber dalam sesi diskusi.
Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Guntur Iman Nefianto, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Suprayoga Hadi, serta Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, dan Masykuri Abdillah. (DAS/SK – BPMI Setwapres)