Nusantaratv.com - Praktik perdukunan kembali memakan korban. Kali ini melibatkan seorang dukun wanita berinisial MI yang membuka praktik di kediamannya yang beralamat di Jalan Tani Asli, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
MI dilaporkan oleh sejumlah orang yang mengaku telah jadi korban penipuan yang dilakukannya ke Polrestabes Medan. Dukun wanita ini menipu dengan modus menawarkan korbannya bisa masuk PNS.
Kepada petugas polisi yang memeriksanya, MI mengaku memberi setoran ke anggota organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) bernama Budi untuk memasukkan pasiennya ke PNS.
Namun, MI beralasan Budi sudah meninggal dunia.
"Sekarang orang ini sudah meninggal, atas nama Pak Budi. Saya ngurus lewat orang juga, saya minta tolong, namanya Pak Budi, orang Jalan Perintis," kata MI, Senin (21/3/2022).
MI mengatakan, Budi mengaku kepada dirinya bisa meloloskan orang masuk kerja, termasuk menjadi PNS di instansi manapun.
"Jadi dialah (Budi) yang menawarkan kepada saya, kalau mau ngurus apapun bisa sama saya, katanya gitu, banyak pergaulan dia," tutur MI.
"Waktu itu dia satgas PP. Dia sudah meninggal, jadi kalau gini kejadiannya apapun yang saya jelaskan tidak ada artinya lagi," imbuhnya.
MI mengaku, semua uang korban diserahkan kepada Budi.
Ia mengatakan, uang yang diminta Budi bervariasi, mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 10 juta.
Namun, ia tidak mengetahui berapa jumlah total yang sudah diterimanya dari para korban.
"Ada yang paling besar atas nama Khaidir, Rp 35 juta. Nggak pernah saya hitung, kalau ada di setor saya setor langsung. Saya bayar sama pak Budi, memang sial kali," ucapnya.
Seorang korbannya berinisial WZ (37) mengatakan bahwa dia rugi puluhan juta karena ulah dukun wanita ini, hingga akhirnya melaporkan ke Polrestabes Medan, pada Jumat (11/3/2022) lalu.
Karena tergiur tawaran bisa masuk PNS, para pasien yang berobat ke dukun wanita ini terperdaya hingga mengalami kerugian yang cukup fantastis.
WZ yang merupakan warga Kecamatan Medan Helvetia mengaku, dirinya mengenal dukun wanita itu dari orangtuanya.
Saat itu, orang tuanya pergi berobat ke rumah pelaku, lalu dukun ini menawarkan diri bahwa dia bisa memasukkan orang menjadi PNS.
"Jadi kami awalnya berobat ke tempat pelaku, ternyata selain pengobatan dia juga melakukan penipuan kepada kami, dengan iming-iming bisa memasukkan pekerjaan, kalau saya di dinas PU dan Kemenkumham," kata WZ.
"Kalau nggak salah setahun yang lalu, dia nggak meminta secara langsung dia meminta nya bertahap. Total saya sendiri Rp 20 juta lebih yang sudah saya stor," sebutnya.
WZ menjelaskan, dirasa tidak ada kepastian selama setahun. Dirinya dan keluarga meminta uang tersebut kembali, namun sang dukun menolaknya.
Ternyata, bukan hanya WZ masih banyak korban lainnya yang tertipu dengan sang dukun wanita tersebut.
"Setelah beberapa lama nggak ada kepastian, saya minta kembali uang tapi nggak ada. Sebetulnya sudah banyak korban ada ratusan mungkin, kalau dikumpulkan mungkin ada Rp 8 M," ujarnya.
"Rata-rata semua korban itu ngasih uang langsung, dia (pelaku) nelpon minta duit, korban menyerahkannya ke rumah pelaku langsung tanpa ada bukti. Kalau saya ada bukti transfer ke rekening suami dan anaknya," imbuhnya. (dari berbagai sumber)