DPO Podcast: Tak Punya Tiket, Sutiyoso Sebut Anies Bisa Tempuh Cara Ini untuk Maju Pilgub Jakarta 2024

Nusantaratv.com - 19 Agustus 2024

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso dalam acara DPO Podcast di NusantaraTV/tangkapan layar
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso dalam acara DPO Podcast di NusantaraTV/tangkapan layar

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Mantan Gubernur DKI Jakarta dua periode (1997-2002 dan 2002-2007) Sutiyoso ternyata turut mengikuti dinamika politik jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024. Ia berharap jangan sampai terjadi hanya ada kandidat tunggal melawan kotak kosong. 

"Kalau sampai terjadi calon tunggal melawan kotak kosong kurang baik dalam alam demokrasi. Karena banyak figur-figur yang potensial," kata Sutiyoso dalam acara DPO Podcast di NusantaraTV, Minggu (18/8/2024) yang dipandu Pemimpin Redaksi NTVNews.id selaku host. 

Ia mengatakan jika para kandidat bersaing, masyarakat akan menemukan pemimpin yang terbaik. 

"Kalau satu baik engga kita adu. Lawan kotak kosong. Pasti dia menang," ujarnya. 

"Tapi kalau yang baik kita adu dengan yang baik kita akan dapatkan yang terbaik," imbuhnya. 

Menurut Sutiyoso masyarakat DKI Jakarta umumnya adalah masyarakat yang punya intelektual. Bukan massa yang asal milih. 

Terkait peluang Anies Baswedan yang kini terancam tak bisa maju dalam kontestasi Pilgub Jakarta karena ditinggalkan partai-partai yang sempat mengusungnya. Sutiyoso mengatakan Anies masih punya untuk maju di Pilgub Jakarta lewat jalur calon independen. 

"Cuma dia harus memanfaatkan waktu yang tersisa. Apa cukup waktu itu untuk menggalang dukungan lewat jalur independen? Tapi kalau kerja keras mungkin saja bisa," tuturnya.  

Ia menilai Anies Baswedan memiliki nilai plus dan sulit dikalahkan jika maju dalam Pilgub Jakarta 2024.

"Nilai plusnya itu begini. Di dalam pilkada itu biasanya inkamben sulit dikalahkan. Inkamben di semua tingkatan. Baik itu kabupaten-kota, provinsi termasuk juga nasional. Karena inkamben sudah punya akar," ujarnya. 

Begitu juga dengan Ridwan Kamil, kata Sutiyoso. Sebagai inkamben di Jawa Barat hampir dipastikan dia menang kalau maju Pilkada Jabar. 

"Seperti juga Khofifah (Khofifah Indar Parawansa) di Jawa Timur)," ungkapnya. 

Jika menilik hasil survei di Jakarta, posisi teratas masih didominasi Anies Baswedan. Disusul Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di urutan kedua. Sedangkan Ridwan Kamil berada di peringkat ketiga dengan selisih jumlah dukungan jauh di bawah Anies dan Ahok. 

Dengan potret itu, apakah Ridwan Kamil melawan Anies Baswedan yang maju lewat jalur independen itu lebih baik daripada melawan kotak kosong?

"Iya tentulah harus ada lawan yang berhadapan. Seperti saya katakan tadi kalau orang baik lawan kotak kosong pasti menang. Kualitas setiap orang kan tidak mungkin equal. Akhirnya yang lebih yang akan terpilih," ujarnya. 

Lantas bagaimana jika pada akhirnya Ridwan Kamil lah yang terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta? Mengingat ia tak terlalu populer bagi masyarakat Jakarta. 

"Dia kan  seorang sarjana. Mudanya pernah memimpin Jawa Barat. Artinya walaupun belum pernah di Jakarta, dia bisa adaptasi dengan cepat. Saya rasa engga ada masalah kalau dia misalnya nanti yang terpilih," kata Sutiyoso.

"Cuma disayangkan kalau terpilih dengan melawan kotak kosong. Walaupun menang itu kurang bergengsi," pungkasnya. 

 

 

 

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close