DP2KBP3A Paser hadirkan program "Beli Perak" lindungi perempuan-anak

Nusantaratv.com - 11 November 2022

Rakor DP2KBP3A Kabupaten Paser sekaligus peluncuran program Bersama Lindungi Perempuan dan Anak atau disingkat "Beli Perak". (ANTARA/R. Wartono)
Rakor DP2KBP3A Kabupaten Paser sekaligus peluncuran program Bersama Lindungi Perempuan dan Anak atau disingkat "Beli Perak". (ANTARA/R. Wartono)

Penulis: Alber Laia

Nusantaratv.com - Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, menghadirkan program Bersama Lindungi Perempuan dan Anak atau "Beli Perak" guna mencegah terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Program ini salah satu solusi untuk mengatasi persoalan kekerasan yang terjadi terhadap perempuan dan anak," kata Kepala DP2KBP3A Paser Amir Faisol di Tanah Grogot, Jumat.

Menurut dia, program itu untuk meningkatkan pemahaman bahwa semua pihak berperan dalam pencegahan tindak kekerasan maupun penanganannya.

"Pencegahan dan penanganan masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah tugas kita semua," katanya.

Amir Faisol mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat masih memahami kekerasan itu hanya pada kekerasan fisik, seperti memukul, menjambak, dan menganiaya. Padahal ada juga kekerasan yang dinamakan non-verbal, seperti menyakiti lewat kata-kata.

Menurutnya, kekerasan itu juga bisa berdampak pada ketahanan keluarga dan perkembangan anak. Hal itu jika terjadi pada anak, perkembangan kejiwaannya akan terganggu. Oleh karena itu, harus maksimal dalam pencegahan terhadap tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Sementara itu, Plt Kabid PPA Kabupaten Paser Kasrani menegaskan bahwa kunci dalam perlindungan perempuan dan anak adalah kolaborasi dan aksi.

Dia meminta semua harus bergerak turun ke bawah, bagaimana semua dapat berperan termasuk lapisan bawah di masyarakat seperti RT, RW, Dasa Wisma. Mereka garda terdepan, untuk pencatatan, proses pengaduan, edukasi dan advokasi di masyarakat.

"DP2KBP3A bisa menjadi integrator dari sistem perlindungan yang ada," ujarnya.

Kasrani berharap dilakukan perbaikan sistem perlindungan, bukan saja edukasi, pemahaman definisi kekerasan tetapi juga dari sisi pelaporan dan pencatatan.

Selain itu, pemerintah daerah perlu terus melakukan kreativitas dalam sosialisasi soal kekerasan kepada anak-anak, perempuan, dan ibu-ibu muda yang punya potensi terdampak.

Melalui program inovasi "Beli Perak" diharapkan dapat menurunkan jumlah kekerasan perempuan dan anak dan meningkatkan sinergi pihak pemerintah dan pihak terkait lainnya.

"Upaya pencegahan dan pelayanan terhadap kasus kekerasan perempuan dan anak bisa berjalan optimal," tutur Kasrani.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close