Nusantaratv.com - Seorang dosen di Fakultas Kedokteran di Bangladesh diskors dua hari. Dia diduga melakukan penembakan hingga melukai seorang mahasiswa.
Insiden ini dilaporkan terjadi di salah satu ruang kelas pada Senin, 4 Maret 2024. Pelaku bernama Raihan Sharif ditangkap tak lama setelah insiden penembakan tersebut terjadi. Namun, Sharif baru diskors pada Rabu (6/3/2024) setelah mendapatkan protes dari mahasiswa Fakultas Kedokteran di mana peristiwa itu terjadi.
Sementara mahasiswa yang terluka telah menjalani operasi dan masih dalam perawatan di rumah sakit. Sedangkan Sharif telah ditahan polisi. Demikian dilansir dari BBC, Kamis (7/3/2024).
Media lokal setempat melaporkan, Arafat Amin Tomal, seorang mahasiswa berusia 23 tahun di sebuah Perguruan Tinggi di Fakultas Kedokteran di Sirajganj, barat laut Bangladesh, terlibat cekcok dengan Sharif saat menjalani ujian lisan pada Senin.
Laporan tersebut menyebutkan, selama pemeriksaan oleh polisi, Sharif diduga mengeluarkan senjata dan mengarahkan langsung ke mahasiswa tersebut, lalu menembaknya hingga melukai lutut bagian kanan.
Pelaku penembakan Raihan Sharif. (Foto: BBC)
Beruntung, peluru tersebut dilaporkan mengenai ponsel milik Amin, yang ditaruh di saku celananya, sehingga dia terhindar dari cedera yang mengancam nyawanya, menurut surat kabar Bangladesh Daily Star mengutip pernyataan polisi.
Menurut Dhaka Tribune, ada 45 siswa di kelas saat dugaan insiden itu terjadi. Mereka bergegas membantu, mengunci sang dosen di dalam ruangan, dan segera menelpon dan melaporkan insiden ini ke polisi.
Sharif kemudian ditangkap dan ditahan. Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan Sharif menembak mahasiswa tersebut dengan pistol ilegal. Polisi menambahkan, mereka menyita senjata serta pistol milik Sharif, 81 butir peluru, empat magasin, dua pisau, dan 10 belati yang ditemukan di dalam tasnya.
Disebutkan Sharif sengaja membawa senjata ke kampus dan selalu diperlihatkan selama perkuliahan berlansung. Insiden tersebut mengejutkan Bangladesh dan memicu kecaman luas karena dosen tersebut baru diberhentikan dari jabatannya dua hari setelah dugaan insiden tersebut terjadi, meskipun dia telah ditangkap oleh polisi.
Penangkapannya dipicu oleh protes yang dilakukan oleh para mahasiswa di Fakultas Kedokteran, yang menuntut pemecatan segera dan hukuman berat terhadap Sharif. Polisi mengatakan, tim khusus telah dibentuk untuk menyelidiki insiden mengerikan tersebut.
Insiden seperti ini sebenarnya jarang terjadi di Bangladesh. Sebab, kepemilikan dan penggunaan senjata di negara tersebut diatur secara ketat oleh pemerintah.