Nusantaratv.com - Prabowo Subianto berhasil menduduki kursi pemerintahan tertinggi di Indonesia. Dia bersama Gibran Rakabuming Raka sukses memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Prabowo dan Gibran bakal dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) pada 20 Oktober 2024, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Sebelum terjun ke dunia politik, Prabowo memiliki karir gemilang dalam dunia militer, khususnya di TNI. Jiwa kemiliteran dirinya sangat kental. Prabowo juga berasal dari keluarga intelektual. Dia lahir dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar.
Soemitro dikenal sebagai ekonom sekaligus politikus Partai Sosialis Indonesia (PSI). Sementara di dunia birokrasi, Soemitro pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan di era Sukarno serta Menteri Negara Riset pada era Soeharto.
"Prabowo kental dengan didikan militer. Dia juga berasal dari keluarga intelektual. Kakeknya adalah salah satu pendiri BNI (Bank Nasional Indonesia), Margono Djojohadikusumo, sedangkan Profesor Soemitro merupakan salah satu pendiri Fakultas Ekonomi dan tokoh sosialis dengan beragam kiprahnya, dan juga mantan menteri," ujar Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) Rhenald Kasali.
Hal itu disampaikannya saat menjadi bintang tamu program DonCast yang dipandu jurnalis senior Nusantara TV, Don Bosco Selamun dan Donny de Keizer, Kamis, 17 Oktober 2024.
Rhenald menilai, dengan usianya saat ini, Prabowo telah berdamai dengan dirinya. "Dia mempunya self esteem, rasa percaya dirinya sangat kuat. Prabowo merupakan sosok unik, selain militer, dia juga pengusaha," tambahnya.
Selain itu, kata Rhenald, Prabowo juga adalah pemimpin partai politik. "Kombinasi semua itu membuat gambaran yang utuh tentang sosok Prabowo. Ada warna militernya dan bisnis. Dia memiliki ketegasan, apalagi dengan usianya saat ini," ungkapnya.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) Rhenald Kasali saat menjadi bintang tamu program DonCast yang dipandu jurnalis senior Nusantara TV, Don Bosco Selamun dan Donny de Keizer, Kamis, 17 Oktober 2024.
Rhenald menyebutkan, Ketua Umum Partai Gerindra itu sedang melakukan transformasi politik terkait dengan sikapnya yang kini menjadi lebih terbuka.
"Kita melihat Prabowo sudah berubah dari yang dipikirkan banyak orang selama ini. Dulu orang takut, ternyata sekarang dia bisa friendly. Mereka yang berseberangan, sekarang justru menjadi teman, ada sisi positif," cetus Rhenald.
Di sisi lain, Rhenald berpesan agar Prabowo menepati janjinya untuk memberantas korupsi. "Prabowo harus menunjukkan karakternya, bisa enggak dia tegas seperti yang disampaikan, tidak boleh korupsi, tidak boleh menunjuk orang yang akan memakan uang dari APBN," sebutnya.
"Tapi ini tidak bisa hanya dengan omongan, harus ada solusi, harus ada sistem yang dibuat supaya jangan sampai nyolong uang," tambah Rhenald.
Rhenal menambahkan, pemimpin harus meiliki kemampuan mengorkestrasi. "Jadi bukan komanda, tetapi orkestrasi. Karena nanti jangan sampai anggota kabinet lebih nurut pada sponsornya daripada presiden. Kita pernah ngalamin zamannya Gus Dur (Abdurrahan Wahid), dulu ketika orang-orang yang diangkat adalah orangnya Amien Rais dari PAN, mereka lebih nurut pada Amin Rais daripada presidennya."
"Tapi kalau (pemimpin) terlalu keras juga repot, karena mereka masing-masing datang tidak kosongan, mereka datang ada sponsor, dan sponsor itu turut memenangkan (Prabowo-Gibran)," urainya.
Lebih jauh, Rhenald menyebutkan, pemimpin yang keras juga tidak akan disukai rakyat, karena akan membuat reputasinya jatuh. "Orang tidak senang terhadap pemimpin yang dianggap menindas dan bicara keras. Pemimpin harus memberikan direction yang clear dan harus membuat sistem dan tata kelola yang benar," terangnya.
Dia juga meminta Prabowo untuk membenahi penegakan hukum. "Tidak harus dengan undang-undang baru, tapi hukum harus ditegakkan," tukas Rhenald.